PEMATERI : (Honestly, saya lupa catat siapa nama 2 pemateri lagi)
1. INKE ANGGUNSARI (Retail Marketing Syailendra
Capital)
2.
3. Endri
# Introduction
Reksa dana bisa menjadi salah satu alternative anda
untuk berinvestasi jangka pendek jika ingin liburan tahun depan maupun jangka panjang
sekalipun seperti untuk dana pensiun.
Nilai investasi bisa berkurang, tapi deposito gak bisa
mengalahkan inflasi seperti IHSG. Supaya anda tidak salah investasi bisa
melalui reksadana. Karena Orang orang
Ã
bertemu Fund Manager à kemudian di analysis.
Investasi berdasarkan jangka panjang ada lima, yaitu:
Pasar Uang (obligasi), terproteksi, pendapatan tetap, campuran (obligasi +
saham), reksadana saham.
Semakin panjang tenor, suku bunga bisa lebih tinggi. Begitupun,
semakin besar nominal, suku bunga bisa lebih tinggi juga. Dalam deposito disini,
ada pajak per-tahun maksimal 20%. Walaupun ada return dari perusahaan juga,
sebelum pengembalian ada pajak penghasilan sekitar 20% itu maksimal nya.
Investasi di:
·
Bareksa =
minimal Rp50.000,00
·
Syailendra =
minimal Rp100.000,00
# Product Card : Reksa Dana Pasar
Uang
Syailendra Dana Kas
1.
Pertumbuhan lebih
stabil
Komposisi SDK mayoritas masih berada pada deposito
berjangka. Sebagian lainnya bernvestasi pada obligasi pasar uang dan juga ada
dalam bentuk kas. Komposisi ini menjadikan tingkat pertumbuhan asset lebih
menyerupai pertumbuhan bunga deposito dan lebih stabil daripada kelas aset
lainnya, seperti saham atau obligasi.
2.
Keuntungan skala
ekonomi
Nominal investasi sangat terjangkau, minimum
Rp100.000,00.
Namun, berkat konsep skala ekonomi, SDK tetap
menghasilkan imbal hasil yang optimal karena dana yang terkumpul akan
ditempatkan pada deposito dengan nominal tinggi. Sebagai gambaran, bunga
deposito untuk penempatan Rp2M tentu akan lebih tinggi daripada penempatan 5jt.
3.
Likuiditas tinggi
tanpa penalty
SDK berbeda dengan deposito berjangka yang kebanyakan
tidak membayar bunga ketika pencairan pokok terjadi lebih awal, dan bahkan
mengenakan penalty pada pokok. Pencairan unit investasi SDK bisa dilakukan
kapan saja dan nasabah tetap akan menerima bunga berjalan sesuai dengan jumlah
hari investasi dan tidak dikenakan penalty atas pokok.
4. Penghematan pajak obligasi
Pajak yang dikenakan untuk porsi obligasi SDK hanya 5%
sedangkan untuk nasabah individu masih 15%. Penghematan pajak ini menyetarakan
imbal hasil obligasi dengan bunga deposito yang lebi tinggi dan mendukung
kinerja SDK untuk menjadi lebih optimal.
5.
Kinerja lebih
tinggi dari deposito
Untuk sepanjang tahun 2016, SDK membukukan return
7.5%, lebih tinggi dari kinerja rata-rata deposito 3 bulan sebesar 5.2% (nett).
Sedangkan sejak pembentukan, SDK membukukan return
12.0%, sementara kinerja rata-rata deposito tiga bulan hanya sebesar 8.6%
(nett).
6.
Risiko investasi
rendah
Sifat dari SDK dan Reksa Dana Pasar Uang (RDPU) pada
umumnya adalah tingkat risiko investasi yang rendah, terutama bila dibandingkan
dengan kelas asset lainnya, seperti saham (LQ45) dan obligasi (SUN Rupiah Tenor
5 tahun). Sejak pembentukan, MDD1 (1 = Maximum Draw Down
adalah total kerugian yang terjadi secara berturut-turut dari nilai investasi
pada titik tertinggi sampai terendah) untuk SDK di 0% jauh lebi rendah daripada
LQ45 (-12,4%) dan SUN 5y (-5.0%).
7.
Alternative pilihan
investasi
Rendahnya risiko pada kondisi ekonomi investasi bisa
menjadikan SDK sebuah alternative pilihan investasi, terlebih lagi ketika
banyak ketidakpastian pada kondisi ekonomi dan volatilitas pasar sedang
meninggi. Rata-rata standar deviasi harian yang disetahunkan untuk SDK adalah
0.3% (periode Jun 2015-2016). Untuk perbandingan, standar deviasi
untuk LQ45 di 21.2% pada periode yang sama.
8.
Salah satu
pilihan terbaik
Berdasarkan pilihan RPDU yang ditawarkan www.bareksa.com, SDK merupakan salah satu
dari tiga RPDU Konvensional berdenominasi IDR yang membukukan kinerja tertinggi
selama tahun 2016. Kinerja SDK untuk 2016 adalah di 7.51% atau setara bunga
deposito di 9.39%.
Tipe Investasi
|
2016
|
YTD 2017
|
Syailendra dana kas
|
7.51%
|
0.58%
|
Infovesta Money Market Fund
|
4.63%
|
0.51%
|
Rata-rata deposito 12 bulan
|
6.28%
|
0.44%
|
Note
: “Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Calon investor wajib membaca
dan memahami prospectus untuk berinvestasi melalui reksa dana. Kinerja masa
lalu tidak mencerminkan kinerja masa datang”.
#Product Card : Reksa Dana Saham
Syailendra Equity BUMN Plus
1.
Mayoritas memiliki
saham grup BUMN yang lolos seleksi
Portofolio Syailendra BUMN Equity memiliki eksposur
mayoritas pada saham group BUMN (minimum 5% maksimum 100%) yang sudah lolos
seleksi dari tim investasi kami.
2.
Terdiversifikasi
ke banyak sector penting di ekonomi
Grup BUMN menguasai sector-sektor penting yang
memengaruhi hajat hidup orang banyak dan juga terdiversifikasi ke banyak sector
seperti perbankan, telekomunikasi, infrastruktur (konstruksi,semen, jalan tol,
transportasi).
3.
Kapitalisasi pasar
yang signifikan
Kapitalisasi pasar dari perusahaan grup BUMN yang
terdaftar di bursa telah mencerminkan 24% dari total kapitalisasi IHSG, walaupun
grup BUMN yang terdaftar hanya 22 perusahaan dari 500 lebih perusahaan yang
terdaftar di bursa.
4.
Kontribusi laba
bersih tinggi
Laba bersih perusahaan grup BUMN menghasilkan 52%
total bersih yang dihasilkan oleh seluruh perusahaan di IHSG (per tahun 2016). Artinya,
walau dengan jumlah saham yang lebih sedikit, grup BUMN merepresentasikan
separuh dari laba bersih yang dicetak oleh seluruh perusahaan di IHSG.
5.
Eksposur besar
pada perbankan, telekomunikasi, dan infrastruktur
Berdasarkan sector, eksposur terbesar dari grup BUMN
adalah pada sector perbankan (49% dari bobot), telekomunikasi (29%), dan
sisanya terbagi pada infrastruktur, termasuk jalan tol, kontraktor dan semen
(19%), sisanya pada komoditas (2%).
6.
Berkontribusi pada
pembangunan Negara
Grup BUMN akan menjadi agen perubahan yang dipakai
pemerintah seiring dengan usahanya mengembangkan infrastruktur Indonesia pada
tahun-tahun kedepan, sehingga mendapat support yang diperlukan.
7.
Performa baik
dibandingkan reksadana lainnya
Performa portofolio BUMN Plus selama periode 2012-2016
(5 tahun) selalu berada pada kuartil 1 (Top 25%) dibandingkan dengan performa
portofolio reksa dana saham lainnya.
%performance
|
rank
|
total rank
|
|||||
2012
|
15.70%
|
17
|
81
|
||||
2013
|
0.00%
|
26
|
99
|
||||
2014
|
30.90%
|
27
|
128
|
||||
2015
|
-8.60%
|
18
|
151
|
||||
2016
|
13.90%
|
42
|
189
|
||||
*contoh tahun 2016, Syailendra BUMN Plus berada di
ranking #42 dari total #189 reksadana saham, berada di kuartil 1 (top 25% dari 189
jumlah reksadana) dan memiliki perdorma +13.9%.
8.
Performa mengungguli
benchmark IHSG dan LQ45
Performa saham dari group BUMN selama periode
2010-2016 (7 tahun) lebih baik dari performa IHSG dan indek LQ45. Backtest dari
portofolio BUMN Plus menghasilkan performa 13.4% vs IHSG 109%, vs LQ45 78%
dalam periode 7 tahun tersebut.
(in %)
|
SBP*
|
IHSG
|
LQ45%
|
2016
|
11.4
|
15.2
|
11.7
|
2015
|
-5.5
|
-12.1
|
-11.9
|
2014
|
31.4
|
22.3
|
26.4
|
2013
|
2.4
|
-0.9
|
-3.3
|
2012
|
18.1
|
14.5
|
10.8
|
7 tahun
|
133.7
|
109.0
|
77.5
|
5 tahun
|
60.8
|
38.6
|
31.3
|
3 tahun
|
34.2
|
25.7
|
26.1
|
*Ket: SDK
(Syailendra Dana Kas)
Note
: “Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Calon investor wajib membaca
dan memahami prospectus untuk berinvestasi melalui reksa dana. Kinerja masa
lalu tidak mencerminkan kinerja masa datang”.
Rencananya, Bareksa akan mengadakan "Meet the Fund Manager" tiap bulan dengan perusahaan yang berbeda. Yang saya datangi bareksa collab dengan PT Syailendra, next month? Tunggu aja!
Komentar
Posting Komentar