Pemateri : JIHAN
AS-SYA'BANI, S.Si. (Lulusan Fisika UGM; bidang minat Plasma Fusi Nuklir)
#Bincang-Bincang Nuklir #2
CV Pemateri
Apa
itu reaktor fusi?
Reaktor
fusi pada dasarnya itu suatu wadah yang dibuat agar di dalamnya bisa terjadi
reaksi fusi nuklir. Nah, reaksi fusi nuklir itu prinsipnya adalah menggabungkan
dua buah atom ringan menjadi satu atom yang lebih berat.
Biasanya
dalam reaktor fusi yang ada di berbagai pusat penelitian fusi nuklir itu bahan
bakar yang digunakan adalah atom Deuterium (isotop hidrogen yang punya 1 proton
dan 1 neutron, kita sebut sebagai atom D) dan atom Tritium (isotop hidrogen
yang punya 1 proton dan 2 neutron, kita sebutsebagai atom T). Reaksinya yang
paling sederhana: D + T -> He + n + energi. Tapi sebetulnya ada beberapa
reaksi lain yang bisa dilakukan. Misalnya ini:
Reaksi Fusi yang bisa
dilakukan
Di
sini terlihat kalau selain Helium, ada neutron yang jadi produk sampingan.
Besarnya energi yang bisa diperoleh biasanya sampe sekitar 17-18 MeV seperti di
gambar di atas. Kalau kita bandingkan sama fisi nuklir, energi yang bisa
didapatkan dari fusi nuklir biasanya bisa sampe sekitar 180-200 MeV. Bedanya
jauh banget, tapi fusi nuklir lebih ramah lingkungan. Kenapa?
Karena,
deuterium bisa kita dapatkan dari air laut. 1 dari 6000 molekul air yang ada di
laut, itu punya struktur kimia D2O yang dikenal sebagai air berat (*heavy
water*). Jadi kalau 1 liter air laut isinya 3,34 x 10^25 molekul air, berarti
ada sekitar 5,57 x 10^21 molekul D2O. Maka dari itu, bahan bakar yang melimpah
membuat fusi nuklir dipromosikan sebagai sumber energi masa depan yang hampir
tak terbatas.
Sementara
itu kalau Tritium, bisa di dapat dari mereaksikan neutron dengan atom Li yang
dijadikan selimut reaktor atau blanket. Begini reaksinya:
Berhubung
atom D dan atom T punya proton, maka reaksi fusi nuklir tidak semudah fisi
nuklir. Kalau fisi nuklir, inti Uranium ditembak pakai neutron yang notabene
partikel netral jadi tidak ada gaya Coulomb yang menghambat neutron untuk
membelah inti Uranium.
Tapi
kalau fusi nuklir, ada gaya Coulomb yang menghambat atom D dan T karena ada
proton. Maka dari itu, atom D dan T harus punya energi kinetik yang cukup
besar, supaya bisa mengalahkan gaya Coulomb dan masuk ke zona dimana gaya tarik
inti mulai bekerja.
Kalau
atom D dan T sudah masuk ke zona gaya tarik inti, maka gaya Coulomb tidak lagi
berpengaruh dan kedua inti atom bisa menyatu.
Karena
atom D dan T harus punya energi kinetik yang sangat besar, konsekuensinya
adalah suhunya menjadi sangat tinggi, biasanya bisa mencapai 10 keV atau
sekitar 11 juta kelvin. Nah, otomatis dalam suhu seperti ini atom D dan T tidak
lagi berwujud gas biasa, tapi berupa gas yang terionisasi, atau biasa disebut
sebagai plasma.
Sudah
bisa dipastikan tidak ada dinding reaktor yang bisa menahan suhu sebesar ini,
ada dua kemungkinan yang bisa terjadi kalau dinding reaktor bersentuhan:
1. Dia bisa mengalami kerusakan
karena meleleh atau
2. Dia merusak fase plasma dari atom D
dan T dan menyebabkan gagal terjadi reaksi fusi.
Ada
beberapa cara yang bisa digunakan untuk mereaksikan atom-atom yang ada pada
fase plasma. Yang pertama dengan cara yang dikenal sebagai pengungkungan
inersial (*inertial confinement*). Kalau kalian pernah nonton Spiderman 3 (yang
Tobey Maguire) waktu musuhnya doc. octopus, pengungkungan inersial ini mirip
kayak eksperimennya doc. octopus yang berusaha bikin matahari buatan di bumi. Kalau
untuk sistem pengungkungan inersial, lebih gampang kalo temen2 lihat gambar
ini:
Pengungkungan Inersial
Cara
yang kedua adalah dengan memanfaatkan karakteristik plasma yang berupa gas
terionisasi. Karena terdiri dari partikel bermuatan, maka partikel2 itu akan
berinteraksi dengan medan magnet.
Bentuk
interaksinya adalah partikel2 itu akan bergerak mengitari medan magnet. Cara
ini dikenal sebagai pengungkungan magnetic (*magnetic confinement*).
Bentuk
medan magnet yang digunakan, biasanya adalah seperti donat atau disebut simetri
toroidal. Nah, untuk metode pengungkungan magnetik ini, minimal ada dua jenis
medan magnet, yaitu medan magnet toroidal , Bt, dan medan poloidal, Bp, biar
lebih jelas bisa lihat gambar ini:
Bt = medan toroidal, Bp = medan poloidal
Nah,
ada dua tipe reaktor fusi magnetik yang paling banyak digunakan yaitu Tokamak
dan Stellarator. Skema tokamak dan stellarator yang paling sederhana bisa dilihat
di gambar ini:
Kiri : stellarator, kanan:
tokamak
Dua-duanya
punya komposisi medan magnet yang sama, tapi sumbernya yang beda.Tokamak
pertama kali dikembangkan di soviet sedangkan kalau stellarator pertama kali
dikembangkan di Amerika.
Nah
apa bedanya? Kalo Stellarator, medan magnet toroidal dan poloidalnya semua dari
kumparan yang ada di reaktor fusinya kalo dari gambar yang di atas itu kumparan
yang warna merah sama kumparan warna hijau yang melilit kayak heliks.
Sementara
kalo tokamak, kumparan warna merah hanya menghasilkan medan toroidal, Bt,
sementara medan poloidal, Bp, diperoleh dari plasma. Plasma bisa digunakan
untuk menghasilkan medan magnet dengan cara membuat adanya arus pada
plasma.
Nah,
kalau plasma memiliki arus, maka akan dihasilkan medan magnet, sama kayak medan
magnet yang dihasilkan oleh kabel yang dialiri arus listrik. Trus kumparan
yang hijau buat apa? Kumparan itu dipakai untuk membantu membentuk medan
poloidal, Bp, agar lebih sempurna dan mengatur posisi plasma di dalam reaktor.
Khusus
untuk stellarator, ada beberapa jenis stellarator yg berbeda berdasarkan bentuk
kumparannya. Berikut adalah klarisifikasi bbrp jenis stellarator dan contohnya:
Klasifikasi stellarator
Kalo
dilihat dari bentuk kumparannya, tipe tokamak cenderung sama dimana-mana. Tapi
kalo stellarator, lebih "keren". wkwk. Coba aja itung medan
magnetnya pake hukum ampere biasa dari kumparan kayak gitu, wkwk.
Sebagai penutup, saya
pengen tunjukkan grafik hasil eksperimen plasma fusi pakai tokamak GOLEM yang
pernah saya lakukan waktu ikut ASPNF di Thailand.
Di
sini ditampilkan beberapa parameter yang diamati pada setiap eksperimen fusi.
Kalau teman-teman perhatikan di bagian plasma current, bentuk kurvanya seperti
bergerigi. Sebenernya itu menunjukkan gejala yang dikenal sebagai
ketidakstabilan plasma (*plasma instability*)
Ketidakstabilan
plasma ini musuh utama setiap reaksi fusi, soalnya bisa temen2 lihat disitu
kalau umur plasmanya cuma skala milisekon. Gak bisa sampe jam, bahkan hari.
Kalau
ini, bentuk plasmanya lebih bagus. Tapi umurnya juga cuma 30 ms wkwk:D
itu
masalah utama riset plasma di seluruh dunia. Umur plasma yang sangat singkat
perlu diatasi dengan membangun reaktor fusi yang lebih mumpuni. Makanya sampe
sekarang riset plasma fusi seluruh dunia masih fokus membangun reaktor yang
bisa menghasilkan plasma paling optimal.
Waktu
saya kunjungan ke Large Helical Device (LHD) yang ada di Jepang, umur plasma
yang bisa diperoleh dari stellarator paling lama 30 menit. Yang paling baru itu
Wendelstein-7X yang ada di Max-Planck Institut. Tapi umur plasma yang paling
lama yang bisa dihasilkan masih belum bisa mengalahkan LHD.
#Sesi Tanya Jawab
·
Kelebihan dan kekurangan stokamak dan
stellarator itu gmn aja ya?
-
Tokamak
Kelebihan:
Dari sudut pandang engineering lebih simpel untuk dibuat.
Kekurangan:
Sulit untuk menghasilkan plasma yang steady state (umur plasmanya panjang).
-
Stellarator
Kelebihan:
Memungkinkan untuk menghasilkan plasma yang steady state (umurnya panjang).
Kelemahan:
Dari sudut pandang engineering sangat tidak menguntungkan karena konstruksinya
yang lebih rumit.
·
Kalo dari segi biaya dan hasil lebih
efisien yg mana ya pak? LHD yg di jepang itu apa masih tahap eksperimen atau
gmn?
-
Hmmm. kalo sudut pandang biaya saya
kurang tahu. Tapi menurut saya lebih efisien yang stellarator. karena umur
plasmanya bisa lebih panjang, jadi untuk perawatan reaktor tidak sesering
tokamak. Biasanya siklus di riset plasma fusi itu: eksperimen-maintenance-eksperimen-maintenance.
Jadi tiap selese satu eksperimen, langsung maintenance
-
Semua reaktor fusi di seluruh dunia
masih di tataran riset semua, belum ada yang bisa untuk menghasilkan energi
yang komersil. Tapi sekarang sedang dibangun reaktor fusi terbesar tipe
tokamak yang disebut ITER (International Thermonuclear Reactor)
·
Negara mana aja yg sudah mengembangkan
stellarator pak?
-
Setahu saya , Jerman, spanyol, jepang,
amerika, perancis. Tapi mungkin ada yang lainnya juga.
·
Selamat malam mas Jihan, saya mau
bertanya, kalo dilihat dari pemaparan mas terkait reaksi Fusi yang ada di
gambar, kebanyakan hasil reaksinya pasti ada unsur He-nya. Apakah He hasil dari
reaksi Fusi ini bisa dimanfaatkan? Kalau iya untuk apa?
-
Saya sendiri kurang tahu He hasil fusi
ini dipakai untuk apa. Tapi sebetulnya kalo kita bisa ambil He nya saja,
bisa kita manfaatkan untuk bikin pendingin superkonduktor yang biasanya pake
Helium cair. Nanti superkonduktornya dipakai buat mendingin kumparan medan
magnet reaktornya supaya bisa menghasilkan medan magnet yang sangat besar.
·
Apakah tidak ada emisi yang dihasilkan
dari reaktor fusi?
-
Kalau yang dimaksud emisi itu emisi gas
rumah kaca. jawabannya tidak ada. Tapi selain neutron dan proton seperti
yang ada di reaksi fusi ini, ada radiasi elektromagnetik yang biasa muncul
seperti di reaksi fisi nuklir. Radiasinya berupa sinar alfa (inti Heliumnya)
maupun radiasi gamma. Makanya setiap eksperimen harus dilakukan di ruang tertutup
dengan pelindung radiasi elektromagnetik.
·
Faktor apa saja yang menyebabkan
terjadinya ketidakstabilan plasma?
-
Banyak.
-
1. Bisa disebabkan komposisi medan
magnet antara medan toroidal dan medan poloidal, komposisi medan yang tidak
seimbang bisa membuat partikel tidak melakukan gerak heliks seperti yang
diharapkan. Akibatnya partikel-partikel plasma bisa buyar dan fase plasmanya
hilang seketika. Permasalahan ini lebih banyak muncul di tokamak, soalnya medan
poloidalnya bergantung pada arus plasma.
-
2. Bisa karena proses pemanasan
(heating) yang tidak cukup mengionisasi seluruh partikel yang akan diubah
menjadi plasma. Karena partikel yang energinya besar lebih suka untuk
melepaskan energinya itu. kalau partikel ini ketemu partikel yang energinya
rendah, maka energi itu ditransfer ke partikel yang energinya rendah.
-
3. Secara alamiah di kondisi yang ada di
Bumi, tidak ada wujud plasma karena kondisi lingkungan yang tidak memungkinkan
untuk terus berada di wujud plasma. Makanya walaupun diubah ke wujud plasma,
partikel-partikel yang bermuatan itu lebih suka kembali ke keadaan normalnya
berupa gas netral. Nah untuk itu di reaktor fusi, proses pemanasan atau heating
dilakukan terus menerus.
·
Bagaimana perkembangan reaktor nuklir di
indonesia? maaf saya belum banyak baca dan dengar soal perkembangan tenaga
nuklir indonesia.
-
Saya jawab yang reaktor nuklir fusi aja
ya. kalo yang reaktor nuklir fisi saya kurang tahu. Sejauh ini untuk
negara-negara asia tenggara saja belum ada, Indonesia pun begitu. Tapi kalau
pemanfaatan plasma untuk keperluan yang lain sudah dilakukan Pak Nur bersama
temen2 CPR di Undip. Saya bikin skripsi juga terbatas aspek teoretisnya.
Lha mau eksperimen dimana? hehe.
·
Apa yang bisa kita hasilkan dari rektor
fusi stellarator dan tokamak?
-
Sebetulnya tujuan dari reaktor fusi
nuklir baik stellarator maupun tokamak adalah agar bisa menghasilkan listrik
yang dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Prinsipnya sama seperti
reaktor fisi nuklir. Panas yang dihasilkan digunakan untuk memanaskan air yang
dialirkan di dinding reaktor dan mengubahnya jadi uap bertekanan tinggi. Uap
bertekanan ini nantinya menggerakkan generator dan menghasilkan listrik. Makanya
ada proyek internasional yang masih dalam tahap perencanaan yang disebut
reaktor DEMO. Reaktor fusi yang sudah terintegrasi dengan generator pembangkit
listrik.
·
Bisa mohon penjelasan terkait skema
sistem kerja dan alur proses, kaya flow chartnya gitu. reaktor disertai gambar
reatornya? Yang udah ada sejauh ini dan yang direncanakan dalam memperbaiki
kekurangannya?
-
Wah ini luas banget cakupan
pertanyaannya. hehe. Kalau untuk reaktor fusi yang udah ada sejauh ini dan
perbaikannya, sepertinya saya tidak bisa menjawab yang ini. soalnya tiap
reaktor fusi punya aspek yang berbeda yang ingin dilihat dari plasma yang
dihasilkan. Hasil yang diperoleh itu kemudian dikumpulkan jadi satu sebagai
penyempurnaan untuk reaktor ITER.
·
Kalau reaktor fusi yg bahan bakarnya
bisa didapat dr air laut, kira" bagaimana prospek ke depan untuk indonesia
sendiri yg menjadi negara maritim, mengingat wacana pengembangan nuklir di
Indonesia cukup sulit? Dan apa sama pemanfaatan dr reaktor fusi dan reaktor
fisi?
-
Well, kalau dibilang prospektif karena
lautnya luas juga nggak bisa gitu sih. Soalnya kita gak cuma butuh bahan
bakarnya doang. Kendala utamanya ada di teknologi. bahkan untuk sekelas negara2
maju aja mereka patungan untuk bikin ITER, apalagi kita? hehe. Sebetulnya kalo
masalah kendala pengembangan nuklir di Indonesia yang sulit itu karena
masyarakat belum tahu apa itu nuklir sebenarnya dan sudah ditakut2in
duluan. Kalau dilihat dari prinsip kerjanya, fusi nuklir jauh berbeda
dengan fisi nuklir. kalau fusi seperti yang kita bicarakan di sini, kemungkinan
terjadi kecelakaan yang menyebabkan ledakan sangat minim. karena produknya gas
Helium (gas mulia yang tidak mudah bereaksi). Persoalan radiasi pun tidak
seperti reaktor fisi. Meski sama-sama menghasilkan radiasi elektromagnetik,
tapi radiasi yang dihasilkan tidak sebanyak dan sekuat radiasi dari fisi nuklir
yang pakai Uranium.
·
Jadi semisal penelitian reaktor fusi untuk
kekurangannya bisa selesai & brhasil cukup aulit untuk indonesia bisa membangun
reaktor fusi. Kira" ada jalan lain kah untuk pengembangan nya di
indonesia??
-
Sulit. Menurut saya jalan lainnya itu
kalau para ilmuwannya rela berkorban demi nusa dan bangsa untuk mengembangkan
fusi nuklir dengan merogoh sakunya sendiri. Makin nggak mungkin ya? hehe. Yah,
kita tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah kita akan tergerak untuk
mendorong pengembangan fusi nuklir. Tapi walaupun sulit, bukan tidak mungkin
untuk dilakukan. Kita bisa lakukan sedikit demi sedikit seperti yang dilakukan
Pak Nur di Undip. Tapi resikonya bisa jadi waktu yang dibutuhkan sangat
panjang.
·
Apakah atom yang telah mengalami reaksi
fusi dapat difusikan lagi?
-
Secara teori masih bisa, tapi akan jauh
lebih sulit. Untuk atom D dan T yang punya satu proton aja butuh suhu sampe 11
juta kelvin, apalagi Helium yang punya dua proton? Pasti gaya Coulomb antar
muatan positifnya jadi jauh lebih besar. Kalau kita bicara reaksi fusi
yang ada di bintang, biasanya atom helium yang dihasilkan dari fusi antar
isotop hidrogen masih mengalami reaksi fusi lagi dan menghasilkan atom yang
lebih berat. Proses ini memungkinkan di bintang karena dibantu gravitasi yang
sangat kuat karena massa bintang yang sangat besar, makanya bintang gak butuh
medan magnet udah pasti terjadi reaksi fusi, karena gravitasi yang menarik
atom-atom itu untuk saling mendekat satu sama lain.
Komentar
Posting Komentar