Pemateri I: Hilda Diana S.Pd (Alumni FIS
UNJ 2012)
Pemateri II : Rahmat Fadrikal, M.Pd
(Alumni FMIPA UNJ angkatan 2009)
~CV Singkat
Pemateri I~
Panggilan : Hida
Domisili : Pandeglang, Banten
Amanah : Wakil Kurikulum di Ibad
Ar-Rahman Islamic Boarding School.
Temen-temen,
perlu digaris bawahi bahwa disini saya bukan orang yang paling tau apalagi
paling berpengalaman. Saya lebih dari yakin bahwa disini pasti banyak yang
kapasitas keilmuannya jauh lebih baik dibanding saya. Saya mah cuma kertas
bekas print-an skripsi, yang dijual juga harganya ngga lebih dari 3000rb
perkilo. Maka jangan percaya 100% dengan apa yang saya sampaikan ya. Saya mah
banyak sotoynya dibanding ilmunya, jadi tolong dilurusin kalau-kalau keliru.
Saya berharap grup ini benar-benar menjadi ruang diskusi multi arah yang
mencerahkan, dimana setiap orang bisa dengan leluasa menyampaikan pandangannya.
Slide 2-3
Penjelasan
Slide:
Dulu
waktu jadi mahasiswa, paling sebel sama mata kuliah yang berhubungan dengan
pendidikan --pengantar ilmu pendidikan, ilmu pendidikan, evaluasi pendidikan
dan rekan-rekannya. Bisa dipastikan saya duduk di barisan belakang. Sama sekali
tidak tertarik. Apalagi kepikiran jadi pendidik. Saya lebih tertarik dengan
mata kuliah ilmu murni, kayak Ilmu Hukum, Ilmu Politik, Ilmu Antropologi dll.
Bahkan sempet terfikir selesai kuliah S1 jurusan PPKn ini, nantinya mau ambil
lagi kuliah ilmu murni --saking ngga maunya jadi pendidik. Sejak SMA dulu juga
tidak pernah ada niatan jadi pendidik.
Menurut saya ngga ada keren-kerennya. Apa coba kerennya orang yang
kerjaannya ngomel-ngomel, selalu minta diperhatiin padahal ngebosenin, yang
kalau masuk kelas langsung ngasih tugas terus kitanya ditinggal. Eh tapi hari
ini saya malah terjerumus di lembah “hitam” pendidikan dan berprofesi sebagai
pendidik pula. #kualat.. Ya gitu ya namanya juga hidup, kata orang jangan
terlalu benci sama sesuatu nanti malah yang dibenci itu jadi takdirnya. Nah
kejadian deh sama saya. Maka sejak negara api tidak lagi menyerang kemudian
hidayah datang, tidak ada profesi lain yang paling saya inginkan saat ini
kecuali sebagai PENDIDIK. Dan jika Allah izinkan selamanya saya ingin dikenal
sebagai seorang PENDIDIK.
Jadi pendidik itu apa?
Menurut KBBI, Pendidik adalah orang yang mendidik. Mendidik sendiri diartikan
sebagai cara “memelihara akhlak dan kecerdasan pikiran”. Akhlak dan pikiran
siapa? Tentu peserta didik. Kata memelihara juga memiliki arti menjaga. Maka
simpulan bebasnya, pendidik adalah seseorang yang diamanahi menjaga akhlak dan
kecerdasan pikiran peserta didiknya.
Tentu bukan tugas yang mudah untuk bisa
memelihara/menjaga sebuah obyek hidup yang dinamis dengan segala keunikannya
ini (a.k.a peserta didik). Jika boleh saya menganalogikan, untuk memelihara
tumbuhan saja kita harus ekstra hati-hati, kalau tidak punya ilmunya, kalau
salah men-treatmentnya dan tidak
sungguh-sungguh berniat untuk memeliharanya, maka tumbuhan seindah apapun bisa
mati begitu saja.
Nah bagaimana dengan manusia? Dengan
peserta didik kita? Tentu harus lebih ekstra hati-hati. Karena ini makhluk
bernyawa yang ditangannyalah masa depan dunia dipertaruhkan. Kita bisa saja
membuat kasus matinya tumbuhan diatas menjadi kasus yang benar-benar terjadi
loh pada peserta didik kita. Potensi akhlak yang baik dan kecerdasan pikiran
peserta didik kita mati karena kita tidak benar-benar serius menjaga, tidak
cukup punya ilmunya, hingga berimbas pada salah treatment atau dalam bahasa
pendidikan dikenal dengan istilah DISTECHIA(salah didik). Fatal bangetkan.
Maka menjadi seorang pendidik itu bukanlah
pekerjaan main-main. Camkan baik-baik ya. Karena jika kita main-main akan ada
manusia tidak bersalah menjadi korban. Tidak hanya satu, tapi banyak. Satu guru
umumnya minimal mengajar 25 orang. Jika ada 100 guru saja DISTECHIA maka akan
ada 2.500 anak yang potensinya terkubur dalam.
Pekerjaan ini juga tidak bisa dipandang
sebelah mata, karena minimal ada empat hal prinsipil yang harus benar-benar ada
dalam diri seorang pendidik, yang dengannya dapat dibuktikan bahwa hanya
orang-orang terpilihlah yang sanggup mengemban amanah ini dalam jangka panjang.
Pertama kemauan. Modal paling mendasar
untuk bisa menjadi seorang pendidik adalah adanya kemauan mendidik. Karena apa
yang bisa diharapkan dari seseorang yang tidak memiliki kemauan? Saat dia
dipaksa mendidik, yang ada hanya akan merusak diri dan peserta didiknya. Ini
dzolim kuadrat namanya. Jika dalam diri tidak ditemukan kemauan mendidik, maka
tolong jangan dipaksakan. Hal tersebut hanya akan mendatangkan kedzoliman.
Kedua pengetahuan. Tentu yang dimaksud
disini bukan saja pengetahuan yang berkaitan dengan bidang ajar kita dikelas.
Lebih dari itu, sebagai pendidik kita juga harus menguasai
pengetahuan-pengetahuan lain yang akan membantu kita mendidik lebih baik lagi.
Pengetahun diperoleh salah satunya melalui konsistensi kita dalam mempelajari
hal-hal baru.
Ketiga kemampuan. Kemampuan yang
dimaksud adalah cara pendidik mengimplementasikan pengetahuan yang sudah
diperoleh secara kreatif, inovatif dan efektif. Tentu kemampuan menjadi
kreatif, inovatif dan efektif ini berkaitan erat dengan seberapa banyak
pengetahuan yang kita miiki. Semakin sering kita belajar hal-hal baru, semakin
sering kita berusaha meningkatkan kapasitas kita maka akan semakin baik cara
kita mendidik. Kita semakin mengetahui cara belajar-mengajar yang tepat, hingga
dapat terhindar dari penyakit DISTECHIA
Keempat komitmen. Daya untuk
mempertahankan pengetahuan dan kemampuan/cara mendidik yang dianggap benar.
Yang dianggap paling sesuai dengan kondisi peserta didik kita. Dalam komitmen
terdapat unsur kedisiplinan, kesabaran, dan ketekunan. Pengetahuan, kemampuan
dan komitmen dapat terus dipertahankan dengan catatan pendidik tidak boleh
berhenti belajar. Kenapa tidak boleh berhenti belajar, karena peserta didik
yang sedang kita jaga adalah obyek yang dinamis. Obyek yang kompleks. Berhenti
belajar hanya akan membuat kita kesulitan untuk menyeimbangkan perkembangan
peserta didik kita yang begitu cepat. Maka hal-hal seperti inilah yang membuat
hanya orang-orang pilihan yang mampu menjalankan peran sebagai pendidik.
# SESI
TANYA JAWAB
·
Q: Bagaimana
menjadi relawan pendidikan yang memiliki inovasi dan kreatif serta metode
seperti apa yang di lakukan seorang relawan pendidikan untuk mengajar kepada
adik2 yang pemahaman nya masih belum tinggi?
Sepengalaman saya
inovasi dan kreatifitas tumbuh dari kegiatan-kegiatan positif yang dilakukan
pendidik, semisal terbiasa baca buku, terbiasa diskusi, ikut berbagai
pelatihan. Atau minimal de, saat kita punya niat untuk memberikan yang terbaik
pada peserta didik kita, nanti inovasi dan
kreatifitas akan muncul dengan
sendirinya. Ngga perlu yang keren-keren kok, yang terpenting ada manfaat bagi
peserta didik kita. Kita terkadang sibuk memikirkan inovasi yang keren-keren, padahal yang sederhana
saja bisa jadi lebih dari cukup untuk mereka
Untuk pertanyaan kedua
terkait metode. De, kaka inget ada kalimat dalam bukunya paulo freire-Miles
Horton yang judulnya "We make the road by walking", dia bilang
"Hanya dengan mengetahui apa yang terjadi pada mereka, kita bisa tau
metode apa yang paling potensial buat mereka. Kita harus disana, berkenalan
dengan situasinya". Jadi yang paling tau metodenya adalah ade sendiri,
karena terjun langsung melihat kondisi disana. atau sederhananya begini, cari
materi yang berkaitan langsung dengan kebutuhan mereka. semisal mereka butuh
berhitung supaya ngga bisa dibohongin orang. nah kasih materi berhitung dan
sampaikan bahwa materi ini penting karena membantu mereka agar tidak dibohongin
orang
Q : Bagaimana menjadi seseorang guru untuk di
era th 2025 ke atas? Karena pada zaman sekarang guru mulai berkurang
kewibawaannya di mata para siswa.
Kok Mau Jadi Pendidik? Temen-temen,
pendidik yang benar-benar didalam dirinya terdapat 4 prinsip yang telah
disebutkan dalam catatan sebelumnya pasti akan setuju dengan manfaat-manfaat
yang saya tuliskan. Karena dia merasakan betul terjadi perubahan positif dalam
dirinya. Dia akan lebih konsisten dalam kebaikan dan perbaikan. Karena dia tau peserta
didik adalah peniru handal gurunya. Salah memberi contoh akan berakibat fatal.
Memberi contoh perilaku baik disadari merupakan metode pengajaran yang cukup
ampuh bagi peserta didik.
Dengan menjadi
pendidik, kita juga punya posisi signifikan dalam mempengaruhi pola fikir
peserta didik kita. Karena kita punya otoritas/kekuasaan. Nah otoritas inilah
yang harus benar-benar dimanfaatkan pendidik untuk sebanyak-banyaknya
mentransfer nilai-nilai positif kedalam hati dan fikiran peserta didik. Jika
nilai-nilai positif yang kita sampaikan dipraktikan oleh peserta didik, maka
terbayangkan bagaimana pahala mengalir deras tanpa kita sadari. Ini yang dalam
Islam disebut ilmu yang bermanfaat yang dapat memberi syafaat. Kemudian seperti
yang telah disampaikan sebelumnya, bahwa menjadi pendidik berarti kita sudah
siap dengan konsekuensi menjadi seorang pembelajar sepanjang hayat. Selalu ada
hal baru, pengetahuan baru, pengalaman baru yang kita dapat. Kita akan lebih
produktif dan bermanfaat.
Banyak yang mendoakan
berarti banyak yang sayang. Ya itulah enaknya guru, selalu didoakan. Minimal
saat upacara bendera di hari senin. Klimaksnya, bagi saya semua manfaat yang
saya peroleh sebagai seorang pendidik membuat saya merasa surga menjadi lebih
dekat. Karena hidup hanya seputar kebaikan, perbaikan, belajar, doa dan
manfaat.
Penjelasan Slide:
Sebetulnya saya sudah melayangkan
“protes” pada pihak yang mengundang saya sebagai pemateri pada kesempatan ini
hehe. Karena saya kurang sepakat dengan label pendidik inspiratif. Saya sama
sekali tidak merasa sebagai pendidik inspiratif. Untuk tau apakah saya
inspiratif atau tidak, bisa ditanyakan langsung pada peserta didik saya. Karena
saya meyakini bahwa menjadi pendidik inspiratif itu bukan tujuan seorang
pendidik.
Label seorang pendidik inspiratif
hanyalah bonus dari rangkaian proses baik yang konsisten dilakukan oleh
pendidik. Dan ini diberikan oleh peserta didiknya, bukan dirinya sendiri.
Menginspirasi hanyalah bonus bagi
pendidik yang terus belajar, terus memperbaiki diri, terus memberikan yang
terbaik bagi anak-anaknya. Selalu belajar, memperbaiki diri dan memberikan yang
terbaik adalah cara pendidik untuk berterima kasih pada peserta didiknya yang
telah banyak memberikan ruang-ruang kebahagiaan, ruang-ruang kejutan, ruang-ruang
pelajaran yang bermakna, bahkan ruang-ruang kehidupan. Peserta didik tidak
pernah berhutang apapun, tetapi pendidik yang mempunyai banyak hutang pada
mereka
Untuk itu setiap upaya terbaik yang
pendidik lakukan adalah cara pendidik untuk membayar kembali setiap kebahagiaan
yang telah mereka berikan. Tidak layak kita berharap apapun, karena mereka
telah melengkapi semuanya. Setiap laku, kata dan karya adalah upaya guru
memantaskan diri agar layak mendapatkan doa mereka.
Memberikan yang terbaik bagi peserta didik
adalah cara pendidik yang sadar sepenuhnya bahwa mereka yang berada dihadapan
kita saat ini, mereka yang kita didik, tidak akan lama lagi akan pergi, terbang
menikmati dunia. Guru hanya berusaha untuk memberi sedikit bekal agar kemudian
murid merasa cukup percaya diri menghadapi dunia barunya. Pendidik hanya
beruntung pernah menjadi tempat singgah peserta didiknya. Yang satu hari mereka
akan membagi banyak kebahagiaan bagi sesamanya.
Peserta didik adalah tempat pendidik
belajar banyak hal-hal baru yang membantu pendidik untuk dapat mengembangkan
banyak ide-ide baru pula. Peserta didik mengingatkan pendidik bahwa banyak
ruang pikiran yang masih perlu dilatih dan disii. Kesadaran-kesadaran inilah
yang saya sebut sebagai proses, dimana jika didalamnya dapat mendatangkan
inspirasi, itu persoalan lain.
Dengan mempraktikan 4 hal yang ada di slide atas
ini, inshaa Allah pendidik siap menghadapi era apapun. Dan tidak akan luntur
kewibawaannya. Dengan mempraktikan 4 hal itu, inshaa Allah kita sebagai
pendidik akan punya "harga" dihadapan peserta didik kita
·
Q: Seperti
pemaparan materi yg sudah diberikan, bahwa bekal untuk mendidik yaitu kemauan
mendidik, pertanyaan nya bagaimana jika kita tidak mempunyai niat mendidik,
tapi kita memiliki kualifikasi pendidik, seperti mengimplementasikan
pengetahuan dengan kreatif dan inovatif dan lain sebagainya..
wah bisa gitu ya, keren dong J biasanya kalau niat aja ngga punya, gerak aja
susah.. ini dia justru bisa kreatif ya.. kereeenn. Dulu waktu saya PPL, saya
belum dapet hidayah jd pendidik tuh de.. jd bener-bener ngga niat ngajar. ya
yang ada sy ngajar seadanya. ngga ada yang spesial. apalagi kreatif. mau masuk
kelas aja udah syukur hehe. Kalau kata mba Najelaa Shihab, menjadi pendidik itu
panggilan jiwa. Kalau udah panggilan jiwa, maka pendidik akan mendidik
menggunakan hati. Nah mungkin yang membedakan ini kali ya.. kalau yang mendidik
menggunakan hati akan sampai ke hati, kalau yang sekadar menuntaskan kewajiban
ya sekadar tuntas kewajibannya
·
Q: Bagaimana
caranya menjaga komitmen kita agar bisa mendidik dengan baik ? Pastinya kan
banyak hambatan, baik secara internal dan eksternal. Lalu bagaimana cara
mengatasinya ?
Kalau cara saya, karena saya sudah menyadari bahwa
peserta didik saya sudah memberikan banyak kebahagiaan buat saya, memberi saya
"hidup", membuat saya punya makna, maka tidak sulit untuk menjaga
komitmen memberikan yang terbaik pada mereka. Semacam bentuk terima kasih saya
ke mereka
Kenapa saya bisa punya kesadaran semacam
itu. Karena, meminjam konsep bu najelaa shihab bahwa pendidik itu penting untuk
selalu melakukan refleksi. Refleksi memang tidak mudah, bukan hanya butuh keterampilan
berfikir, tetapi juga butuh sikap berani berada dalam situasi yang tidak selalu
nyaman.
– Closing Statement–
“Saya adalah orang yang selalu
berusaha memburu senyum murid-murid saya, yang saya tau akan saya dapatkan jika
saya telah memberikan pengajaran terbaik pada mereka. Versi saya. Yang saya
mampu. Senyum mereka punya efek luar biasa dalam diri saya, walau mungkin hanya
saya dapatkan dari satu atau dua murid saja. Karena proses memberikan yang
terbaikpun tidak luput dari kekurangan. Karena yang memberikannya bukan orang
yang sempurna, orang yang masih terus belajar. Saya sebagai pendidik harus
menyadari betul hal itu, agar tak mudah patah hati saat ekspektasi yang
diharapkan tidak terpenuhi. Satu dua senyuman tulus dari murid sebetulnya sudah
lebih dari cukup untuk menumbuhkan harapan, semangat, bahkan membuat saya
merasa memiliki arti dalam hidup. Senyum mereka itu candu. Entah kenapa
menghadirkan kenikmatan sendiri dihati. Dan saya ingin kenikmatan itu terus ada
dari hari ke hari. Menjadi pendidik adalah salah satu anugerah paling indah
bagi saya. Saya merasakan betul dampak positif dari profesi ini. Maka saya
bangga dan bahagia menjadi PENDIDIK. Mau merasakan hal yang sama, yuks jadi
PENDIDIK!”
~CV Pemateri II~
Pendahuluan :
Bacalah buku yang berjudul “Touching
Point” karya Zhi Hong Lim, buku ini merupakan buku panduan untuk membangkitkan
potensi anak yang memiliki keterbatasan fisik. Tentang anaknya tuan Zhou yang
bernama Zhou Tingting, Zhou Tingting mengalami ketulian sejak lahir.
Opini saya apa saja keinginan saya untuk
Indonesia selanjutnya
1. Bisa saling
menghargai, Indonesia (rakyatnya termasuk) sedang krisis menghargai, menghargai
dalam pendidikan seperti seorang guru menghargau muridnya dab begitu juga kebalikannya
2. Mengubah
sikap, mengubah sikap daru yang buruk ke baik dan baik menjadi sempurna
3. Mencapai
kesuksesan, tentu kan semua juga ingin sukses
4. Mendapatkan
keharmonisan. Anda baik, saya baik, semua orang baik
5. Pendidikan
dengan cinta bukan sebagai kloning generasi sebelumnya
Apa defenisi
seorang pendidik?
Undang-undang No. 20 Tahun 2003, Pasal
39 (2) menjelas bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan. ini kata undang-undang loh, jadi iyain
aja. daripada nanti ditangkap kalau punya definisi yang berbeda. hehe
Apa saja syarat
utama atau pondasi yang diperlukan untuk menjadi seorang pendidik?
Berdasarkan teori dan pengalaman selama
ini, syarat utama seorang pendidik:
1. Niat
Bagi saya ini adalah penentu apakah
seorang tersebut dapat menjadi seorang pendidik. Niat itu, tanamkan dalam hati
bahwa kita ingin menjadi pendidik, pelajari semua pengetahuan tentang
pendidikan, cari lingkungan yang mendukung kita menjadi pendidik (ya seperti
diskusi kita ini), dan selalu selipkan doa "lancarkan saya menjadi seorang
pendidik" ketika kita ibadah mendekat kepada Tuhan.
2. Tidak berhenti belajar.
Ini yang menjadi kelemahan seorang yang
ingin menjadi pendidik. ketika sudah menjadi pendidik mereka terlena, sehingga
lupa untuk belajar lagi dan lagi. Contohnya: Masa pada jaman now masih ada guru
yang tidak bisa mengoperasikan laptop, alasannya "sudah udah tua, ndak
perlu pakai laptop, males belajarnya", tidak maukan dibilang gaptek oleh
siswanya. Contoh yang lebih ekstrim: seorang guru biologi ditanya oleh
siswanya. Pak mau tanya dong, kenapa ya kepala saya sering pusing ketika
menelpon? gurunya diam, ndak bisa jawab karena tidak tau bagaimana cara kerja
telpon/HP. karena menurut dia itu bukan ranah biologi untuk tahu tentang cara
kerja Telpon/HP. Ingat, seorang pendidik itu dianggap manusia setengah dewa
oleh siswanya hehehe
3. Bersikap Positif
Pendidik adalah model bagi siswanya.
maka selalu bersikap positiflah didepan siswa.
Apa saja manfaat
yang bisa diberikan ketika menjadi seorang pendidik inspiratif?
Manfaat yang dapat diberikan tergantung
seberapa banyak hal yang kita miliki. Semakin banyak kita belajat semakin
banyak manfaat yang kita dapat berikan. Jadi saya tekankan lagi, seorang
pendidik itu tidak boleh berhenti belajar. Menurut saya, teman2 yang ada di
grup ini sudah termasuk kategori pendidik, karena mau terus belajar,
salahsatunya dengan ikut berdiskusi disini. So, jangan malu untuk bertanya ya ,
karena kita seorang pendidik.
Bagaimana cara
menjadi pendidik yang bisa menginspirasi? Sertakan kisah perjalanan narasumber
menjadi seorang pendidik.
Caranya? penuhi dulu ketiga syarat di
materi sebelumnya ya hehe. Mungkin saya bisa ceritakan sedikit bagaimana saya
didorong, nyemplung, dan berhasil berenang menjadi pendidik. Saya didorong oleh
orang tua untuk kuliah di UNJ, alasannya cuman karena jarak rumah dengan UNJ
cuman 5 menit. jadi kalau saya belajar bisa dikontrol, dengan cara ibu nungguin
didepan kelas dan ngintip dari jendela (anak mami banget hoho). Akhirnya
dorongan ortu saya berhasil, saya nyemplung ke prodi pendidikan biologi UNJ.
Udah nyemplung, trus saya harus ngapain? dipikiran saya cuman satu, bagaimana
caranya saya menikmati air yang ada. mungkin saya ndak bisa menikmati seperti
orang lain yang berenang dengan berbagai macam gaya. Saya ingat pepatah,
menyelam sambil minum air. saya ndak bisa menyelam atau berenang, ya akhir nya
cukup minum airnya aja. dari berbagai macam kegiatan di pendidikan biologi saya
akhirnya memilih untuk menyenangi jalan2nya hehehe, naik gunung, berjemur
dipantai, sampai minum kopi di tengah hutan saya jalanin. Sampai saya dapat
kesempatan ke sulawesi untuk melakukan ekspedisi. niat awal saya hanya jalan2,
menikmati alam.
Tapi Allah memperlihatkan saya cara
menikmati hidup, saya dihadapkan dengan kondisi sekolah yang gurunya cuman dua
orang. akhirnya saya bantu untuk mengajar disana. ( saya ndak mau panjanh lebar
cerita di sulawesi, biar jadi pertanyaan, hehe). intinya di sana saya
disadarkan bahwa menjadi pendidik itu menyenangkan. Sejak itulah saya akhirnya
ndak hanya nyemplung tapi juga bisa berenang di dunia pendidikan. walaupun
berenangnya masih gaya bebas, bebas mau kaki diatas, tangan kesamping, kepala
kebawah.
Setelah lulus S1 saya sangat ingin
mengajar, akhirnya dapat mengajar di sebuah SMP di jakarta. saya masih meresa
kurang dengan kemampuan gaya bebas saya, akhirnya saya memutuskan untuk belajar
berenang lagi di UNJ. Alhamdulillah dua tahun selesai belajar, dan bersyukur
lagi saya diberi kesempatan mengajar di Untirta.
#SESI
TANYA JAWAB
·
Q : mau nanya
kalo jadi pendidik itu susah senangnya apa saja? Dan bagaimana cara mengatasi
rasa "susah" itu?
susahnya jadi pendidik
itu cuman satu. kita selalu menjadi model oleh siswa kita. jadi mau ngapain
juga harusa hati2. Solusinya, selalu berusaha menjadi lebih baik lagi. Susahnya
ini juga jadi senangnya menjadi pendidik. kita jadi lebih berusaha menjadi baik
lagi. walaupun awalnya terpaksa hehe
·
Q : Apa sih
kendala terbesar sebagai seorang pendidik dalam mengajar? Dan apa solusinya? Di
Indonesia kesejahteraan pendidikan masih belum merata, menurut Sdr. Rahmat apa
kendala terbesar pendidikan di Indonesia. Baik di daerah, khususnya Sulawesi ,
maupun di kota besar seperti Jakarta.
Kendala seorang
pendidik, yang pertama kali yaitu ga percaya diri. ga percaya kalau dia bisa
menjadi seorang pendidik. solusinya, mulailah mendidik dari sekarang. biarkan
ketidak PDan itu hilang dari sekarang, daripada nanti, atau tidak sama sekali.
karena solusi agar kita PD hanya satu, yaitu mencoba. Kendala terbesar
pendidikan Indonesia menurut saya adalah pada sistem yang belum satu.
maksudnya, pendidikan itu ada 3 langkah, menyiapkan, melaksanakan, dan
mengevaluasi. langkah pertama dan kedua dilakukan oleh guru sedangkan langkah
ke tiga di lakukan oleh pemerintah. sehingga ga pernah utuh pendidikannya. Terkait
fasilitas sebenarnya sudah merata di Indonesia, bahkan di Papua sudah ada loh
mikroskop yang menggunakan TV.
Alhamdulillah kalau
saya ndak bermasalah dengan kepercayaan diri. pengalaman saya mendidik calon
guru di kampus, kendala diawal yang mereka alami adalah ga PD. padahal dia
seorang organisatoris dan sudah ikut matakuliah pendidikan. Di Sulawesi masalah
utamanya adalah pada guru. jumlah guru kurang. sehingga masih membutuhkan
tenaga pendidik lebih.
·
Q : Aku liat di
CV abang pernah ikut ekspedisi di sulawesi. Kalau boleh tau program ekspedisi
itu apa? Dan kalau boleh tau kenapa abang ikut itu? Padahal kan masih banyak
daerah di lingkup Jakarta yang masih kekurangan Tenaga pendidik
Ekspedisi NKRI itu
merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mempertahankan wilayah Indonesia dengan
cara mengenalkan Indonesia ke dunia. Untuk mengenalkan ke dunia, kita sendiri
harus mengenal dulu Indonesia. maka dilakukanlah kegiatan ini. kegiatannya ada
penelitian hewan, tumbuhan, budaya, kekayaan alam lainnya, serta kegiatan
sosial seperti bakti sosial dan mengajar. Saya ikut ekspedisi awalnya hanya
untuk jalan2. tapi di ekspedisi itu saya sadar akan kondisi Pendidikan
indonesia. itulah awal saya jatuh cinta dengan pendidikan. Alhamdulillah saya
juga tetap ikut kok bantu kegiatan di sekitar jakarta dan banten. baik kegiatan
sosial atau pendidikan. Doakan juga insyaAllah saya akan berbagi ilmu terkait
media pendidikan juga kepada guru2 di daerah banten.
·
Q : Kan tadi
kendalanya menyiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi, yg perlu dilakukan oleh
guru dan pemerintah. Nah, solusinya menurut sdr. Rahmat bagaimana supaya
pendidikan di Indonesia menjadi utuh.
Pemerintah dan guru
harus duduk bareng. bicarakan keutuhan ketiga proses tersebut
·
Q : gimana kalau
seandainya ada seorang pendidik yang pada suatu ketika ia terlena akan kewajibannya
menjadi seorang pendidik? Bagaimana agar bisa jd pendidik yang inspiratif? Bagaimana
cara ergabung ke ekspendisi nusantara kak?
Pendidik dinilai
berhasil jika peserta didik menjadi lebih positif dari sebelumnya. inspiratif
itu bukan kata2 tapi perbuatan. sehingga kalau mau jadi pendidik inspiratif
selalulah berbuat yang ke arah positif. Terlena dengan kewajiban itu maksudnya
seperti apa?
Mulailah ikut komunitas
yang berhubungan dengan pendidikan ataupun sejenis, biasanya banyak info dari
sana. ataupun rajin2 searching di google hhehe. Dulu saya bisa ikut karena info
dari grup pencinta alam.
·
Q : Terlena
misalnya masih ada seorang pendidik yang kurang akan tanggung jawabnya menjadi
seorang pendidik, ka. seperti halnya wkt saya masih sekolah dulu, masih ada
beberapa guru yang jarang masuk mengajar dikelas. pdhl itu tanggung jawab
mereka. Kalau jarang masuk, tentu akan berpengaruh dgn si siswa nantinya ka..
Saya selalu bilang
kemahasiswa saya, seorang guru yang tidak mencerminkan seharusnya seperti apa
guru, itu bukan contoh guru tapi noncontoh. Maksudnya, kalau ada guru yang
seperti itu berarti dia tidak pantas disebut sebagai guru. maka kamu yang
menjadi calon guru contohlah guru yang memang menggambarkan dirinya seorang
guru.
Saya juga pernah dpt
dulu guru model gini. Nyuruh siswanya jangan ngerokok, tapi dia malah perokok
berat. Miris. Kita ndak bisa merubah orang lain, yang bisa kita lakukan adalah
merubah diri kita dan menjadi contoh ya g baik untuk yg lain. Terkadang saat
mendidik orang lain, kita juga harus mendidik diri sendiri. Biar perkataan dan
perilaku bisa ditanggunjawabkan kelak dan biar balance. ✍
·
Q : Bagaimana
cara nya bisa ikut program relawan apakah jika kita mendaftar peluang diterima
sebagai relawan itu besar? Dan bagaimana cara mengajarkan anak2 di daerah
tertinggal harus gmn kah kita kak? :)
Kalau untuk jadi
relawan, sebaiknya perhatikan kriteria yang mereka butuhkan. jika sesuai dengan
kamu silahkan daftar. jika memang ada kuota pasti diadakan seleksi. ketika
ekspedisi saya ikut seleksi dan ada kuotanya. besarnya peluangnya tergantung
jumlah pendaftar dan kuotanya.
ketika ekspedisi
kemarin ada tes kemampuan bidang, wawancara, dan tes fisik seperti lari dan
renang
·
Q : Menurut
pandangan kakak, pendidik yang baik itu haruskah mereka pergi ke pelosok2? Bagaimana
cara memahami perbedaan dalam peserta didik?
Mengajar didaerah
tertinggal susah2 mudah. Mudahnya, mereka penurut. kita seperti manusia
setengah dewa bagi mereka. apa yang kita bilang pasti mereka iyakan dan nurut. Susahnya,
mereka memang sedikit lemah dalam penerimaannya. tapi tidak semua. Sebagai
pendidik yang baik ndak harus kepelosok. karena pendidik itu akan bermanfaat
jika dia berada dilokasi yang tepat. Misalkan guru IT tapi disuruh ngajar di
lokasi yang ndak ada listrik. Kalau untuk karakter siswa yang berbeda cara
menghadapinya adalah dengan cara pendekatan personal. dan itulah tantangannya
sebagai pendidik harus bisa melakukan pendekatan personal
– Closing Statement–
Buat teman2 semuanya. kuatkan niat
menjadi pendidik dengan banyak belajar dan selalu berdoa agar Tuhan mudahkan
jalannya. Sering2 lah berkumpul dengan teman2 yang satu visi untuk pendidikan
Indonesia. adakan diskusi dan saling berbagi ilmu. Jaga sikap dan tatakrama
sebagai pendidik.
Salam hangat
Belajar, mengajar, dan terpelajar.
Komentar
Posting Komentar