Pemateri
: Aldin Ardian (McGill University, Canada)
Pengalaman Mencari Beasiswa
Pertama
kali kenal beasiswa studi di luar negeri adalah AFS yaitu pada tahun 2004 untuk
beasiswa pertukaran pelajar SMA. Ternyata ujian tertulis beasiswa susah juga
ya. Hahaha.Tahun 2006 juga saya gagal mencoba monbukagakusho. Ini saya pahami
karena kompetisi berdasar nilai rapor, sedangkan prestasi SMA saya pas –
pasan.Sempat terkubur, keinginan studi ke luar negeri muncul lagi saat 6 bulan
sebelum kelulusan S1 saya. Saya mencoba dengan usaha yang lebih serius, sekali
lagi gagal. Saya pelajari bahwa untuk mendapatkan beasiswa bagi pelajar pas –
pasan butuh waktu yang lebih lama.
Baiklah,
kali ini 1 tahun sebelum kelulusan S2, saya meluruskan dan mematri niat bahwa
kali ini untuk S3 saya harus di luar negeri. Saya niatkan tidak hanya untuk
gengsi dan keren – kerenan saja, tapi juga untuk menambah khazanah keilmuan,
budaya, dan yang terpenting dapat memberi manfaat yang lebih besar. Secara
keseluruhan, saya telah gagal mencoba 3 jenis beasiswa dan 3 tes IELTS. Saya
lihat ke belakang, sejak memutuskan kuliah di McGill University, saya butuh
waktu 2 tahun persiapan dan sebelumnya telah melewati 5 tahun kegagalan
terhitung sejak 2010.
Curcol sedikit, ini folder saya buat tahun 2010. Masih
tersimpan sampai sekarang. Kurang lebih seperti itu usaha saya mencari
beasiswa.
Alasan kuliah di Kanada
Kanada
memang bukan pilihan pertama saya, karena inspirasi saya sejak kecil adalah
film kartun, foto – foto artis liburan di eropa, atau hebohnya Amerika Serikat
dengan kontroversinya. Dengan kata lain, Jepang, Eropa, dan Amerika Serikat
merupakan negara tujuan utama saya kuliah. Dan ternyata negara2 itu adalah
negara mainstream mahasiswa Indonesia yang kuliah di luar negeri.Jadi jangan2
ada korelasi ttg tontonan di tv dengan tujuan kuliah, (intermezzo), hehehe
Usia
26 tahun, setelah lulus S2, pikiran saya lebih terbuka tentang preferensi
tujuan kuliah. Mulai muncul variable universitas terbaik untuk teknik
pertambangan, negara dengan budaya akademis terbaik, peluang mendapat part-time
dan internship, negara ternyaman, negara teraman, negara dengan pengalaman
pertambangan yang baik. Kemudian, saya mengerucutkan pilihan ke Aachen
(Jerman), METU (Turki), beberapa universitas di Jepang (tetep ya Jepang masih
jadi pilihan, hehehe), dan McGill University (Kanada). Itu alasan pribadi saya.
Di
samping itu, saya juga sempat berdiskusi dengan teman – teman Indonesia maupun
Internasional di sini tentang alasan mereka memilih Kanada. Berikut alasannya:
a. Negara yang
ramah bagi imigran.
b. Banyak
universitas dan jurusan yang masuk dalam 100 besar dunia.
c. Harga kuliah
yang relative lebih murah.
d. Memiliki 2
bahasa resmi (Inggris dan Perancis)
e. Jika membawa
pasangan, maka diijinkan bekerja.
f. Jika membawa
anak, akan mendapat subsidi (Canada Child Benefit).
g.
Dekat dengan US, jika perlu seminar atau konferensi. Apply visa US dari Kanada
lebih mudah daripada dari Indonesia, bahkan visa US saya lebih panjang daripada
visa Kanada saya.
h.
Peluang part-time dan internship besar dan tidak perlu mengurus ijin kerja,
karena bagi pemegang visa belajar diijinkan bekerja hingga 20 jam/minggu dengan
UMR sekitar CAD13/jam (IDR150ribu/jam).
i.
Mendapat keuntungan tax-return. Yaitu kebijakan pemerintah mengembalikan pajak
bagi warga dengan pendpatan rendah (pelajar termasuk).
j.
Bentang alam yang indah dan pengalaman 4 musim.
Sistem dan Budaya Akademis
Sistem
pendidikan di Kanada sedikit berbeda dengan Indonesia. di Indonesia, sebelum
kuliah kita menempuh 12 tahun pendidikan hingga SMA/SMK, khusus di provinsi
Quebec hingga 13 tahun. Kemudian masuk universitas semua masuk dalam tahap U0
(Yu Zero), kecuali Quebec langsung U1 karena materi U0 telah dipelajari di
CEGEP (post-secondary school).
Kemudian, semua jurusan S1 tidak sama jumlah SKSnya dan tidak ada skripsi. Di Indonesia S1 harus menempuh sekitar 145 sks, jika di Kanada berkisar 120 – 150 sks tergantung jurusan, skripsi juga bukan hal wajib. Jika ingin lulus dengan skripsi, akan mendapatkan penghargaan “honour” dimana penghargaan ini sangat bermanfaat untuk melanjutkan jenjang S2/S3.
Seperti ini kira-kira perbandingannya
Kemudian, semua jurusan S1 tidak sama jumlah SKSnya dan tidak ada skripsi. Di Indonesia S1 harus menempuh sekitar 145 sks, jika di Kanada berkisar 120 – 150 sks tergantung jurusan, skripsi juga bukan hal wajib. Jika ingin lulus dengan skripsi, akan mendapatkan penghargaan “honour” dimana penghargaan ini sangat bermanfaat untuk melanjutkan jenjang S2/S3.
Untuk
S2 dibedakan program coursework dan research work. Coursework adalah program S2
tanpa tesis, tetapi mengambil mata kuliah 75 credit atau hampir 2x lipat lebih
banyak, dan biasanya ada final project atau final assignment. Sedangkan
research work akan mengambil 45 credit, dimana master tesis di dalamnya. Jika
berniat lanjut S3, saya sarankan ambil research work.
Ada
satu hal menarik, di sini mahasiswa sangat berhati – hati dalam mengambil
credit/sks. Dalam 1 semester mereka mengambil rata – rata 15 sks. Hanya
mahasiswa kategori pintar yang berani mengambil lebih dan itu harus seijin
advisor (semacam dosen wali). Sehingga untuk mahasiswa teknik dengan beban 150
sks, normalnya lulus dalam waktu 5 tahun. Bahkan mahasiswa S3 yang murni
penelitian, hanya diwajibkan mengambil 6 credit. Mengambil 10 credit bagi
mahasiswa S3 merupakan hal luar biasa.
Sekarang
tentang cara mengajar. Secara umum kurang lebih sama cara mengajar dosen
Indonesia dengan Kanada. Profesor di depan kelas akan mempresentasikan slide
power point, ada mahasiswa bolos, ada mahasiswa tidur, ada mahasiswa serius
duduk paling depan. Ada quis, tugas, UTS, dan UAS. Mungkin yang sedikit
berbeda, materi perkuliahan yang update, jurnal menjadi referensi yang wajar,
tugas yang sedikit menguras waktu dan pikiran.Berikut poin – poin yang saya
amati berbeda dengan budaya kampus di Indonesia:
1.
Mahasiswa lebih sadar bahwa mereka kuliah harus mendapatkan hasil yang baik.
Hal biasa jika mereka tidak paham akan mendatangi ruangan professor untuk
penjelasan lebih jauh. Jika nilai mereka tidak sesuai keinginan, mereka akan
bertanya dan minta penjelasan. Kebetulan saya bertanggung jawab mengoreksi
quis, tugas, UTS, dan UAS, saat – saat kritis adalah 0 -24 jam setelah nilai
saya keluarkan. Email akan berdatangan meminta penjelasan.
2. Perpustakaan
selalu terang dan ramai 24 jam.
3. Saat UTS dan
UAS, pepustakaan akan lebih ramai.
4. Mahasiswa S1
sudah terbiasa mandiri, tidak tergantung orang tua. Uang kuliah mereka
merupakan pinjaman bank yang akan dikembalikan setelah mereka kerja. Mungkin
hal ini yang membuat mereka merasa bertanggung jawab.
Di
kanada sedikit sekali mahasiswa dari Indonesia. misal di McGill tahun 2016
hanya 23 orang, tahun 2017 malah menurun sisa 19.
Jenis Beasiswa di Kanada
Beasiswa
di Kanada memang tidak seramai beasiswa di negara mainstream tujuan studi warga
Indonesia. Di sini saya pisahkan beasiswa Internal dan Eksternal. Internal
adalah beasiswa dari dalam kampus dan Eksternal adalah beasiswa dari lembaga
luar yang akan bertanggung jawab biaya kita selama studi (alias pihak ketiga).
Saya
akan bahas Internal dulu, Universitas di Kanada mendapat dana untuk penelitian
dari pemerintah Kanada atau dari Industri. Uang ini dikelola oleh universitas
dan akan dikeluarkan dalam bentuk beasiswa. Kasus McGill kita hanya dapat
mendapatkan beasiswa tersebut jika kita telah mendapat restu dari calon
supervisor.Sumber Internal selanjutnya bersumber dari Profesor. Selain
mengajar, sebenarnya tugas utama professor adalah meneliti, penelitian ini
disponsori oleh Industri yang bekerjasama dengan laboratorium. Secara garis
besar, mahasiswa S2/S3 akan digaji oleh professor untuk meneliti. Sumber
pendanaan ini bisa kita dapatkan dengan cara kontak langsung professor,
menanyakan adakah peluang penelitian, tidak lupa juga kirimkan CV yang kira –
kira sesuai dengan research interest. Beasiswa tipe ini biasa disebut Research
Assistant (RA). Untuk membantu keuangan, biasanya mahasiswa graduate juga
diminta membantu mengajar dan koreksi tugas mahasiswa. Tipe bantuan ini disebut
Teaching Assistant (TA).
Selanjutnya
beasiswa Eksternal. Sumber pendanaan ini bersumber dari institusi yang bersedia
membiayai kita selama kuliah. Institusi ini tidak ada kaitannya dengan kampus.
Jika kita menggunakan beasiswa jenis ini, kita akan mengisi form bahwa biaya
kuliah akan dibayar oleh pihak ketiga. Biasanya sumber beasiswa ini adalah
negara asal mahasiswa, misal China, Meksiko, Yunani, UAE, dan Indonesia dengan
LPDPnya.
Singkatnya,
untuk mencari beasiswa kita dapat menanyakan langsung ke professor adakah
kemungkinan funding dari kampus atau professor. Jika tidak ada, kita harus cari
sendiri dari pihak ketiga. Berikutnya peluang beasiswa eksternal bagi calon
mahasiswa Indonesia:
a. LPDP
b. Islamic
Development Bank (IDB)
(https://www.isdb.org/irj/portal/anonymous?NavigationTarget=navurl://c28c70fde436815fcff1257ef5982a08)
Ini
setau saya dan teman2 lpdp. rata2 tmn kami di lab, mereka dapat beasiswa dari
kampus atau gaji dari profesor (mahasiswa s2/s3 seperti karyawan yang bekerja
untuk meneliti).
Khusus
University of Toronto, memiliki program beasiswa bagi S1 yang bergengsi. Cara
mendaftar beasiswa ini adalah kita harus direkomendasikan oleh sekolah kita
(SMA). Salah satu warga Indonesia telah lulus dari beasiswa jenis ini. Berikut
linknya: http://www.future.utoronto.ca/pearson/about
Selain
beasiswa fully funded, sebenarnya lebih banyak lagi beasiswa partial dari dalam
kampus. Misal hanya diberikan sekali jumlahnya 10juta hingga sekitar 50juta.
Untuk gambaran biaya hidup di Kanada kira – kira 12-16 juta/bulan dan SPP
200jt/tahun.Ingat kan, kampus dapat uang dari pemerintah dan industri. Sebagian
besar mereka keluarkan dalam bentuk beasiswa parsial.Jadi kunci utamanya untuk
pejuang beasiswa s2/s3, kontak profesor 99% wajib.Berikut link beasiswa parsial
resmi dari univeritas yang teman – teman bisa ubek – ubek:
a. University of
Alberta
b. University of
Waterloo
khusus jurusan
statistic (S2/S3): https://uwaterloo.ca/graduate-studies/awards/sun-life-financial-master-actuarial-science-graduate
c. McGill
University
d. Pierre Elliot
trudeau foundation
Tiap universitas
memiliki halaman “Funding”, silahkan teman – teman browsing mungkin ada yang
saya leewatkan.
Mau
tau universitas di kanada apa saja, https://www.topuniversities.com/ bisa jadi patokan awal.
lihat per negara (kanada) atau per jurusan. Kanada itu hampir sama luasnya
dengan Indonesia (darat+laut) tapi jumlah penduduknya sekitar 35juta jiwa
(sepertujuh Indonesia y).
Kanada
terbagi 10 provinsi dan 3 teritori. kenapa disebut teritori, karena jumlah
pendudunya sedikit sekali, 3 teritori ini adalah yukon, nunavut, dan northwest
teritory (lokasinya paling utara deket kutub). jumlah penduduk di masing
teritori ini sekitar 300ribu saja. atau 1% dari penduduk kanada.
Cara Mendapatkan LoA
Biasanya
mendapatkan LoA dengan mendaftar langsung ke kampus tujuan, upload dokumen,
menunggu dokumen kita diperiksa, kemudian diumumkan apakah kita diterima atau
tidak. Kalau diterima bisa mendapat LoA conditional maupun unconditional.Lain
halnya dengan universitas di Kanada pada umumnya, calon mahasiswa S2/S3
diwajibkan mencari supervisor terlebih dahulu. Langkah saya, pertama kepoin
profil professor di McGill yang kira – kira research interestnya sama dengan
saya, kemudia japri beliau via email.
Seperti
etika email formal umumnya, saya perkenalkan diri, sebutkan tujuan saya
menghubungi beliau, lalu penutup dan melampirkan CV saya. Perlu perhatikan juga
cara membuat CV yang tepat untuk tujuan mendaftar kuliah. Karena professor
umumnya sangat sibuk (professor saya setiap hari mendapat 50 email, 30 diantaranya
wajib dibalas hari itu juga) maka sebaiknya buat CV dalam 1 halaman berisi hal
– hal yang mendukung penelitian nantinya jika diterima.
Ada
cerita menarik tentang keharusan kontak calon supervisor sebelum mendaftar. Ada
teman saya yang pintar sejak SMA hingga S2 mendapat beasiswa penuh dalam dan
luar negeri. Teman tersebut gagal, ternyata dia belum kontak supervisor sama
sekali. Hanya ada 1 kasus yang pernah saya dengar calon mahasiswa yang ditolak
meski sudah kontak supervisor. Spv saya cerita bahwa kontak spv itu penting
karena saat rapat committee, prof tersebut akan mempertahankan kita agar
diterima.Jadi, saya simpulkan langkah mendapatkan LoA di Kanada adalah:
a. Persiapkan
dokumen persyaratan kampus.
b. Kontak
supervisor yang sesuai dengan research interest.
c. Mendaftar
universitas secara online (biaya sekitar IDR 1,5juta).
d. Tunggu kabar.
Kasus
saya, professor akan tetap kontak kita menceritakan progress internal
penerimaan atau menanyakan apakah sudah menerima LoA. Jika perlu defer (menunda
masuk kuliah) diskusikan dengan calon spv dahulu.
How to survive in Canada as a student.
Bagian
ini saya akan bahas sedikit social justice dan culture di Kanada. Kami pernah
berdiskusi, meskipun masyarakatnya ramah tetap ada budaya yang perlu kita sesuaikan.Berikut
poin2 yang kami simpulkan:
a.
Sebagai student kita wajib menjaga komunikasi dengan spv. Kadang budaya kita
merasa sungkan berkomunikasi dengan spv kalua tidak diminta. Biasakan menyapa
atau melaporkan pekerjaan meskipun secara kasual. Contoh kasus saya, kadang
jika bertemu di koridor saya mengucapkan salam atau bilang saja “I’m starting
to write Introduction today professor”. Atau kalua tidak ada progress
penelitian saya hanya bilang “last week I only read some papers prof about
copula” misalnya. Supervisor sudah seperti bapak kita, beliau akan menanyakan
keuangan kita dan hal – hal pribadi lainnya. Banyak kasus supervisor akan
memberi stipend lebih jika dirasa perlu.
b.
Tiap kampus memiliki kebijakan sendiri untuk syarat kelulusan, memahami hal ini
sangat bermanfaat bagi kelancaran studi. Misal di jurusan saya S3 wajib publish
3 jurnal dan submit 1 jurnal baru boleh mengajukan defense untuk proses
kelulusan. Ada juga yang hanya 1 jurnal tapi harus high impact factor.
c. Kenali
department representative, bagian kemahasiswaan. Mereka memiliki informasi
penting untuk hal akademis maupun non-akademis.
d. Jalin
komunikasi dengan komunitas Indonesia, karena mereka telah lama tinggal,
networking mereka lebih kuat. Misal peluang kerja, piknik, kegiatan rohani,
informasi keimigrasian, dll.
e. Biaya hidup
di Kanada memang mahal, terutama sewa apartemen. Sehingga wajar seapartemen
tingal 2-4 mahasiswa yang kenal maupun tidak. Kemampuan toleransi dan tegas
perlu dijaga.
f. Pahami
peraturan sewa apartemen karena ada provinsi memiliki peraturan sewa minimal
(biasanya 1 tahun) dan wajib memberitahu 3 bulan sebelumnya jika pindah. Tanpa
informasi sebelumnya artinya penyewa akan melanjutkan perjanjian sewa 1 tahun
ke depan.
g. Pahami
manfaat akun bank, kartu kredit, dan jenis asuransi yang dimiliki. Tiap bank
atau asuransi memiliki kebijakan masing – masing yang cukup signifikan.
h. Pahami adat
istiadat setempat, misal jangan terlalu tepat waktu jika diundang makan, lebih
baik tidak mentraktir saat ulang tahun. Hal kecil – kecil seperti itu mungkin
dapat ditolerir warga kanada, tapialangkah lebih baiknya jika kita peka.
i. Karena
perbedaan budaya dan bahasa, perasaan sendiri dan ditinggalkan merupakan hal
wajar. Tetap positive thinking, dan cari teman sebanyak-banyaknya.
Fasilitas
kampus sudah lengkap, jaringan internet kencang seluruh kampus, perpustakaan
buka 24 jam. Asalkan kita focus tujuan utama di Kanada adalah belajar, saya
yakin teman – teman bisa bertahan hingga lulus.
#SESI TANYA JAWAB
·
Kak, mohon saran, saya sudah mendapat conditional LoA dari salah satu profesor di dept.
Chemical Engineering di McGill University. Untuk angkah selanjutnya, apakah saya
langsung apply ke McGill university dept. Chemical engineering atau apply LPDP?
kalau bahasa, Conditionalnya ada 2 kak.
1. Karena saya contact prof sebelum
apply ke mcgill university, jd saya harus officially duterima di mcgill.
2. Mendapat beasiswa (external
funding)
Langsung
daftar saja. itu sudah lampu hijau dari profesor (insya Allah 90% diterima).
masalah funding, itu perjuangan selanjutnya. Insya Allah LPDP juga oke, melihat
mcgill kampus yang istimewa.Yang penting sudah dpt lampu hijau dari prof itu
sudah seperti perwakilan univ, hanya perlu formalitas dan legalitas untuk
daftar resmi. hanya 1 kasus yang pernah saya dengar, mahasiswa sdh dpt spv,
tapi ditolak aplikasinya.
·
Kak, kalau tidak salah
untuk mendaftar LPDP ada essay tentang kontribusi untuk Indonesia, boleh tahu apa
yg kakak tulis?
Saya
kemarin kontribusi di dunia pendidikan, karena Indonesia kaya akan tambang.
Maka dengan background pendidikan saya saya memiliki peluang mengajar dan
berkontribusi konkrit ke negara. (Dibuktikan saya sudah diterima jadi dosen,
dan sempat beberapa kali melakukan pengabdian masyarakat).Menurut saya pribadi,
lpdp suka kontribusi konkrit. sederhana kecil tidak masalah.
·
Apakah saya bisa apply
ke mcgill tetapi blum lulus s1?
Menurut saya
tidak bisa, karena kita harus upload ijazah dan transcript nilai.
·
Kalau semisal kami
hanya pernah menjadi volunteer dibidang terkait, tidak apa-apa dicantumkan saat
pendaftaran beasiswa lpdp?
Yups
sangat tidak apa2. lpdp juga paham fresh grad dari s1 blm banyak pengalaman.
pengalaman volunteer dan ikut serta di organisasi kedaerahan (misal perkumpulan
mahasiswa kabupaten kulonprogo), itu sudah menarik interest mereka.
·
Apakah pertama kalai
kuliah di sana ada culture shok nya dan bagaimana cara menyesuaikan diri di
negara orang ?
Perbedaan
budaya pasti ada. toleransi adalah kunci utamanya. setelah itu mengetahui adat
istidiadat, dan kita cari celah diantaranya. misal mereka tdk paham tentang
sholat 5 waktu, jika ada meeting sering bentrok dgn jam sholat, ya saya
mengatur2 sedemikian rupa jam sholat, atau mentok2 ya duduk di depan komputer
diem2 sholat (peace).
·
Bagaimanakah cara
membuat motivation letter yang baik?
Motivation
letter yang baik. Dulu saya sempat belajar waktu masa strugling, tapi teorinya
sdh lupa, sumber internet banyak sekali. saya cerita motivation letter saya ya.
Saya menceritakan pengalaman masa kecil, dan kuliah saya memiliki korelasi.
saya hubung2kan, kemudian menceritakan bahwa mcgil adalah langkah tepat saya
selanjutnya. tentunya argumen perlu disusun.Untuk mot letter, jangan lupa minta
tolong teman sebanyak2nya, minimal 2 untuk proofread. itu membantu sekali. Selain
cek bhs inggris kita, juga kadang mereka kasih saran cerita apa yg perlu
dimasukkan.
·
Apa benar kuliah phd
di kanada bisa selesai dalam waktu 2 tahun kak?
Yups sangat
bisa. Rata2 master di mcgill tepat waktu.
·
Untuk jurusan
nanomaterial adakah kampus yg recommended?
Maaf
ini saya tidak ada informasi. Sudah coba dilihat di topuniversities.com
kemudian search by subject.
·
Apakah kaka ada sedikit informasi mengenai McGill mengakui lulusan S1 yg mengambil
kuliah scr MOOC utk lanjut S2?
Waah
ini saya kurang paham. Silahkan ditanyakan ke department yang dituju. Mereka
sudah terbiasa mengurusi hal2 semacam ini.
·
Apakah master perlu
contact spv. dan kalau buka web McGill Univ kalau cri spv dmn? Apakah saat hub
spv perlu bwa proposal s2
Yups
lebih baik kontak spv dulu. sedikit perbedaan dengan eropa, beberapa kampus di
eropa s2 tidak harus kontak spv. sedangkan di kanada, dan teman2 master saya,
mereka kontak spv dulu. biasanya karena masalah lab. Mahasiswa graduate di sini
biasanya punya office, meja dengan komputer masing2. atau yang coursework
mungkin berbeda, lebih detail tanyakan ke department. Salah satu info lagi,
waktu pendaftaran online di mcgilll khususnya, ada kolom nama prof yang akan
menjadi pembimbing.
·
Bagaimana bntuk thesis
buat master by resaerch, apakah bnar tgl jalani judul dri proff?
Tesis
nanti diskusi dgn spv. Banyak kasus ikut project prof. karena prof punya short
term dan long term research. yang longterm research ini akan ditangani oleh
beberapa studnet secara estafet.
·
Saya buka web dsna ada mnu research and
spv, itu fungsinya apa?
Menu reserach
and spv, maaf saya kurang paham ttg ini.
·
Cara mendapat surat
rekomendasi dari dosen gimana kak ? Apakah harus benar* dekat dgn dosen ?
Rekomendasi,
ini cerdik2an, idealnya dosen yang pernah kerja brg kita (pembimbing skripsi).
siapkan surat rekomendasi yang kita buat, kadang dosen di Indonesia tidak siap
membuat surat rekomendasi atau tidak hapal dengan prestasi spesifik masing2
mahasiswanya.
·
Skor toefl kemaren
berapa kak ?
IELTS
saya 6.5
·
Misal saya kuliah s1 dgn akreditasi C , apakah hal tersebut mempengaruhi diterima nya
seseorang apabila melanjutkan ke s2 ?
Akreditasi C ya, saya kurang
paham. Kadang univ di luar juga melihat peringkat univ asal. Tapi jangan
pesimis, beasiswa itu rejeki juga. Peringkat univ bukan segalanya, hanya
sebagian kecil saja.
·
Di webnya McGill ada
menu Research and Supervisor, distikah tempat kontak spv. oh iya di McGill 3
refenrence dan pake GRE ya. mhon dijelaskan sedikit mk kak. IELTS nya pake umum
atau UKVI
Setau
saya UKVI adalah UK Visa & Immigration. jadi.. UKVI khusus untuk mengajukan
aplikasi UK. Tiap fakultas punya kebijakan penerimaan masing2. ttg GRE coba
ditanyakan langsung saja. Waktu saya daftar juga ada persyaratan GRE. saya
tanyakan department, meraka bilang engga mandatory, hanya optional. IELTS saya yang umum,
bukan UKVI.
– Closing Statement–
Pasang target, susun
strategi. Semoga dengan begitu semangat tetap terpupuk. “Sekarang” dan “Saat
Keberangkatan” hanyalah masalah waktu. Jika ada pertanyaan lebih jauh, kepoin
ig dan facebook permika montreal ya @permikamtl.
Komentar
Posting Komentar