Oleh : Ellita Permata Widjayanti, M.A. (Dosen sastra Inggris, UNJ)
CV
Pembicara
Nama : Ellita Permata Widjayanti, M.A.
Tanggal lahir : 14 Oktober 1984
Alamat : Alamanda Regency Blok
I, Karang Satria, Bekasi Utara
No. Hp : +6289650258682
Email : ellita.permata@gmail.com
Status : menikah
Pekerjaan : Ibu rumah tangga & dosen di sastra
Inggris, FBS, UNJ
·
Pendidikan
2002-2006 : Universitas Diponegoro, Sastra Inggris,
Fakultas Sastra
2008-2010 : Universitas Gadjah Mada, Magister Ilmu
Sastra, Fakultas Ilmu Budaya
·
Riwayat organisasi
ROHIS FBS UNDIP (staf
media)
KAMMI Daerah Semarang
(sekum tim aksi)
Forum Akademik UNDIP
(staf)
MITI Mahasiswa
(sekjend)
HIMMPAS UGM (staf Humas)
Forum Ilmiah Soshum
UGM (sekum)
Sebetulnya
sy tdk ingin fokus pd kenapa Kartini yg dijadikan figur dlm isu perempuan,
meski byk pahlawan2 (terutama Muslim) lainnya yg jg patut mendapatkan
tempat. Ada isu politis dan lainnya yg memerlukan pembahasan di sesi lain. Namun,
sy akan lebih memfokuskan pd pembahasan mengenai isu emansipasi dan
feminismenya. Sy sdh menyiapkan draft pendek utk diskusi. Bkn tulisan yg
sempurna, tp smg bs menjadi bahan diskusi kita mlm ini
"Saya tidak tahu kenapa sy hrs
menyayangi anak sy, pdhl dia telah menyiksa sy selama 9 bln. Kalian hrs tahu
bahwa rasa sayang pd anak itu adalah konstruksi budaya pada perempuan, bahwa
dia hrs menyayangi dan merawat anaknya hanya krn dia seorang perempuan."
Masih terngiang di
telinga sy kalimat2 yg dilontarkan oleh dosen sy saat S1 yg sangat feminis. Itu
hanya sebagian dr kalimat2 kontroversial yg dia sampaikan di kelas. Sy selalu
mengernyitkan dahi setiap kali ada ketidaksetujuan dalam hati kecil sy yg tdk
mampu sy ungkapkan lewat lisan krn keterbatasan ilmu sy. Sejak saat itu sy
terus belajar bgmn hakikat mjd seorang perempuan.
Perempuan
dlm sejarahnya selalu dipandang sbgai makhluk kelas dua, kaum marginal, kaum
subordinat di bawah kuasa patriarki yg tdk memiliki hak setara dg laki2 dlm
pendidikan, ekonomi, sosial dan politik. Hal ini yg kemudian memicu perjuangan
perempuan sejak abad 18 utk membebaskan dan menyetarakan dirinya dg laki2 dlm
berbagai bidang.
Di
Indonesia, perjuangan hak perempuan dimulai pd abad 19 dan diawali oleh
Kartini. Ia memperjuangkan hak perempuan utk memeroleh pendidikan yg setara dg
laki2. Ia ingin agar perempuan Indonesia dpt mengakses ilmu, menjadi cerdas dan
dpt ikut membangun masyarakat yg baik. Ia tidak ingin perempuan hanya dipingit
d rumah atau mjd budak. Perjuangannya kemudian diistilahkan dg 'emansipasi
wanita', sebuah istilah yg mengacu pada pembebasan perempuan dr perbudakan dan
persamaan hak dlm berbagai aspek kehidupan bermasyarakat (KBBI). Melalui jasa
Kartini lah hingga hari ini perempuan Indonesia mendapatkan akses seluas2nya
pada pendidikan. Perjuangan emansipasi ini bukanlah perjuangan feminisme yg di
berbagai belahan dunia sdh sedemikian berkembang dalam berbagai gelombang dan
aliran, dari feminisme liberal, marxis, hingga radikal.
Feminisme
merupakan gerakan wanita yg menuntut persamaan hak sepenuhnya antara laki2 dan
perempuan (KBBI). Gerakan ini menuntut posisi perempuan yg selalu
dimarginalkan. Menurut mereka, perempuan hidup dlm kuasa patriarki, tdk hanya
dlm tindakan, namun juga dlm diksi. Untuk perempuan, kata yg disematkan pd
mereka berbentuk pasif (di-) seperti 'dimuliakan', 'disayangi',
'dilindungi', 'dicintai', 'dipingit', 'diizinkan', dan 'di-' lainnya
yg menunjukkan posisi mereka sebagai kaum pasif subordinat. Bahkan kaum feminis
memprotes kata history krn penggunaan
suku kata his yg mengacu pd laki2 dan
dianggap menafikkan perempuan (her)
dlm sejarah.
Gerakan
feminisme yg terus berkembang menuntut kesetaraan dlm berbagai aspek yg lebih
'gila' lg dan semakin berani menabrak norma2 humanisme yg ada. Menjadi lesbian,
mengumbar payudara, menceritakan vagina dan seksualitas di berbagai media
dll dinisbatkan sbgai bentuk kebebasan dan kesetaraan. Atas dasar slogan
'tubuhku otoritasku' menjadikan mrka semakin permisif utk melakukan apa saja pd
tubuh mereka. Jika seorang istri menolak diajak bercinta oleh suaminya,
itu sah. Jika suami memaksa, mrka dpt melaporkan ke polisi dg delik perkosaan.
Jika istri harus minta izin kemana2 pd suaminya, harus taat padanya,
itulah bentuk marginalisasi. Maka byk dr mereka memilih tdk menikah,
menikah dg laki2 pro feminis, atau menjadi lesbian sekalian.
Itulah
mengapa agama selalu menjadi bulan2an kaum ini, krn mrka menganggap
perempuan dinomor duakan dlm agama. Perempuan 'terpenjara' dlm 'ketaatan' pd
suami dan pd Tuhan. Dlm Islam, contohnya, mrka menganggap perempuan tidak
berdaya krn hrs taat pd suaminya, hrs berhijab, hrs mengurus anak2, warisannya
sedikit, ketika menjadi saksi 1:2 dg laki2, dan sederet aturan lain yg
dianggap sbgai siksaan bg perempuan.
Ada
kodrat yg dinafikkan di sini. Laki2 dan perempuan diciptakan BERBEDA, tdk
pernah sama. Perempuan diberikan rahim utk ia memiliki anak, sedangkan
laki2 tdk. Laki2 berkewajiban dunia akhirat pd perempuan2 di bawah
naungannya (ibu, istri, anak, adik, dll). Olh karena itu modal yg
diberikan Pencipta jg berbeda. Krn perempuan dikodratkan sebagai ibu, mk ia
diberi modal sifat kasih dan sayang, lembut, dan berbagai atribut seorang ibu
padanya. Jika atribut2 itu tdk ada pd seorang ibu, salahkan konstruksi
budayanya! Seekor ibu singa di Afrika sj rela mencabik2 dagingnya sendiri utk
dimakan anak2nya pd musim sulit.
Karena
laki2 dikodratkan sbgai leader yg menafkahi keluarga, maka ia diberi modal
tegas, kesatria, berani, kuat, dll. Jika atribut ini tdk tampak padanya, lagi2
salahkan konstruksi budayanya! Biarlah laki2 dan perempuan hidup sesuai
kodratnya agar mrka bahagia dan tdk kebingungan dg identitas mereka.
Laki2
manapun tdk menyukai perempuan yg otoriter dan dominan, sebagaimana perempuan
tdk menyukai laki2 yg lembek dan baperan. Maka, jgn posisikan mereka terus
menerus dlm oposisi biner, tp biarkan mrka berdampingan dlm posisi
komplementer. Perempuan dan laki2 berhak setara dlm berbagai aspek dlm
kehidupan bermasyarakat, sebagaimana mereka setara di hadapan Allah. Namun,
kewajiban masing2 hrs dipahami dg baik, dan tdk ada cara terbaik selain belajar
agama dg baik dan seutuhnya. Laki2 terbaik adlh yg terbaik perilakunya pd
perempuan (istrinya, dan perempuan terbaik adlh yg taqwa pada TuhanNya. Dan
salah satu bentuk taqwanya adalah ketaatan pd suaminya. Jika ini diamalkan dg
baik, maka kehidupan akan sempurna dijalani: saling melengkapi dan membahagiakan.
Bukankah itu yg kita idamkan. Tanyakan pd kaum feminis, apakah mrka
bahagia dg melawan kodratnya.
Ibu
sy adalah seorang doktor, namun setiap pagi ia setia menjerang air utk
keluarga, tdk canggung membersihkan kandang ayam, membersihkan rumah,
mendampingi anak2 belajar dan selalu memasak makanan terenak di dunia. Setelah
itu dia akan kembali mengajar, mengisi seminar dan berkutat dg laptopnya.
Bahagia itu sy lihat di matanya, ketika ia menjadi perempuan yg
berdikari, mandiri, dan sukses membangun keluarganya tanpa hrs bertanya
knpa dia hrs mencintai anak2nya yg 'menyiksanya' selama 9 bulan dan terus
'menyiksanya'dg rengekan2 di setiap waktunya.
#SESI
TANYA JAWAB
·
Sebenarnya apakah kartini bisa dikatakan
sebagai pelopor feminisme?
Pelopor
emansipasi, iya. Tp bukan feminisme. Kita mengacu definisi emansipasi dan
feminisme sesuai KBBI di atas ya. Menurut saya, lebih tepat menyematkan Kartini
sbgai tokoh emansipasi, bukan feminisme. Krn feminisme memiliki makna yg jauh
lebih luas dr sekedar penyetaraan hak perempuan dlm pendidikan.
·
Banyak yg beranggapan bahwa perempuan
itu harus bisa mandiri, tanpa laki2 pun ia bisa menghidupi kebutuhannya dengan
bekerja. Menurut mba Ellita, bagaimana pendapat itu ? Apakah termasuk pada
feminism?
Perempuan
itu yg pasti dia hrs memiliki keterampilan dan ilmu agar ia bs menjadi istri
dan ibu terbaik bagi keluarganya. Dg keterampilan dan ilmu itu, ia jg bs
berkontribusi (dlm bentuk bekerja). Maka, wanita yg bekerja ini hrs punya
pemahaman bhwa bekerjanya ini utk berkontribusi dlm masyarakat. Gaji adalah
ekornya, meski sah2 saja utk mencari pekerjaan dg gaji terbaik.
Bekerjanya ini pun hrs memperhatikan aspek2 agama yg tdk boleh dilanggar. Jika
ia sdh berkeluarga dan hrs membantu suaminya, mk itu mjd ibadah baginya.
Kewajiban mencari nafkah ttp pada suaminya. Maka bekerjanya jgn diniatkan utk
mencari uang, tp utk beribadah sj dan berkontribusi bagi masyarakatnya. Dlm
budaya Jawa, perempuan sangat dituntut utk bs berdikari, dg alasan sederhana:
jika ada apa2 dg suaminya, ia ttp bs menopang keluarganya. Dan menurut sy itu
jg baik. Oleh krn itu, perempuan hrs terampil dan terdidik. Jadikan anak2
kita terlahir dr ibunya yg terdidik (dlm ilmu dunia dan akhirat), shg mrk
dididik oleh ibu yg cerdas dan beriman.
·
Bagaimana sikap kita mengahadapi gerakan
gerakan feminisme yang terus berkembang dengan menuntut kesetaraan yang semakin
'gila'?
1.
Kita hrs belajar bgmn perempuan ditempatkan dlm agama. Kuatkan pemahaman kita
ttg seluk beluk perempuan di dalamnya. Bagi yg muslim, pahamkan diri mengapa
warisan perempuan lbh sedikit dr laki2, mengapa kesaksian laki2:perempuan
1:2, apa arti ketaatan pd suami, mengapa hak cerai ada di suami, dll. Pemahaman
ini akan menguatkan diri kita dan orang2 di sekitar kita, shg kita tdk goyah dg
dalil2 feminisme yg semakin intensif digencarkan.
2.
Pahami cara berfikir feminisme, konfrontasi dg pemahaman kita. Kadang
mengkonfrontir pemikiran mrka tdk perlu dg dalil agama, cukup dikonfrontir dg
hak dasar sebagai manusia. Cth, perempuan sbgai lesbi itu hak menurut mrka, tp
ada hak humanis (sbgai manusia) yg dilanggar tdk? Ada, mrka tdk
berbuat seperti seharusnya manusia.
3.
Baca banyak buku, cerdaskan diri, spy tidak mati kutu saat diskusi dg
feminis.
4.
Byk bergaul dg orang2 salih
·
Menurut mba elita, feminisme ini
hanya akan booming sesaat saja atau akan berlanjut kedepannya dan terus
menerus? Jika iya, apakah ada cara untuk menghentikannya untuk generasi yang
lebih baik di masa yg akan datang. Atau kita cukup menjaga keluarga atau
orang" disekitar kita tanpa mencampuri mereka diluar sana yang sudah
sangat setuju dengan feminisme
Feminisme
itu sebuah paham, sebuah ideologi. Ideologi itu sulit musnah meski
organisasinya dimusnahkan. Dg perkembangan teknologi, ideologi apapun sulit
dibendung. Feminisme dan LGBT semakin berkembang krn mrka didanai utk
melakukannya: menyebarkan ideologi dan mengembangkannya. Adakah yg ikut acara
Feminisme 96 (angkanya lupa ni 90 berapa gt) di dewi Sartika UNJ bbrpa
waktu lalu? Acara serupa diadakan di kampus2 lain dan didanai oleh kedubes
Canada (note, bgmn pemerintah canada memperlakukan LGBT di negaranya). Yg masih
bs diajak diskusi sehat, ajaklah diskusi. Tp kalau yg ngajak berdebat,
tinggalkan. Tugas kita terus kuatkan diri, cerdaskan diri, salihkan diri, jalin
komunikasi yg baik dg keluarga utk pencerdasan, dan cetak generasi mendatang yg
jg cerdas dan beriman. Salah satu promosi mrka adalah gerakan "anti
kekerasan perempuan dlm pacaran" (jd nanya kan, ngapain jg
pacaran?)
·
Anggap saja di lingkungan perkuliahan
dan rumah ada beberapa teman2 bahkan saudara yang mereka menyetujui ajaran
feminism ini... nah bagaimana cara kita untuk dapat merangkul teman2 bahkan
saudara2 kita agar terhindar dari ajaran feminis ini?
Ajak
diskusi. Jgn lgsg dikonfrontir keras. Bilang sj pelan2 misal, "sy setuju
sm bbrpa pemikiran feminisme kaya persamaan hak laki2 dan perempuan dlm
pendidikan, hukum, ekonomi dan politik. Tp kok lama2 ni feminis kebablasan
ya... Bebas berekspresi sebebas2nya atas nama seni lah atau apa lah.. Emang
gitu ya?" Nah, lanjut deh.. Feminis ini bagusnya krn perjuangan mrka atas
hak2 perempuan yg ditindas, mrka mengadvokasi korban kekerasan dlm rumah
tangga, dll.. Tp kebablasannya itu kadang yg keblinger melawan kodrat. Mrka
membela LGBT atas dasar hak asasi manusia, krn menurut mrk jenis kelamin tdk
sama dg gender. Jenis kelamin laki2 kalau kcenderungannya jd perempuan ya sah2
sj, pun sebaliknya. Jd anak2 itu jgn dikonstruk gendernya, biarkan sj dia
memilih gender feminin atau maskulin. Bedakan: Sex = jenis kelamin, genital. Gender=
feminin atau maskulin. Di Amerika kalau mau daftar kuliah di bbrpa kampus,
formulirnya sdh ada bbrpa pilihan sex: Male, female, transgender male to
female, female to male. Silakan pilih.
·
Bagaimana dengan pemahaman teman2 diluar
yang merasa bahwa tidak semua yg beragama islam jadi gerakan feminisme bebas
dilakukan. Tidak semua harus berpatokan pada ajaran islam, seperti tubuhku
adalah otoritasku.
Ok,
bagi yg non muslim, tdk perlu berpatokan pd ajaran Islam. Tp pahami apa
maksudnya 'tubuhku otoritasku'? Apakah sekedar bebas mau jadi apa
sj sesuai yg kuinginkan? Atau bebas memilih disentuh atau tdk oleh laki2?
Gunakan nilai2 humanis dlm menilai. Pelajari feminis dg baik, aliran2nya,
paham2nya, dll dan silakan dinilai kembali apakah feminisme layak utk
dilakukan.
Feminis
radikal: Perempuan boleh jadi imam shalat jumat, boleh jadi Nabi. imam shalat
Jumat di Islam jg tdk boleh.. Tp menurut feminis radikal itu boleh. Ini pernah
dilakukan oleh Amina Wadud, salah sati tokohnya. Dia jd imam shalat Jumat,
makmunya laki2. Dia berdalih perempuan kan pinter juga ky laki2, bisa hafal
quran juga.. Kenapa tdk boleh jd imam? Tdk adil doong.. Tdk setara doong.
Yah, begitulah pemikirannya.
Feminis
gelombang ketiga: Berhubungan seksual dg siapa sj itu sah2 sj, krn tubuhku
otoritasku, mau berhubungan dg siapa sj terserah sy.
Komentar
Posting Komentar