Pembicara
I : Akbar Kurnianto (Founder BreakOut)
Pembicara
II: Apip Nurdin / Kage (Founder Propelan)
kenapa
namanya breakout dan maksudnya menembus awan itu apa?
Jadi.. kalau dalam pasar
modal itu Breakout adalah sebuah momen atau kejadian dalam pergerakan harga
saham, ketika harga saham melewati area atap alias resisten. Sederhananya,
breakout adalah ketika harga saham bergerak meningkat terus menerus dan
menembus batasan yang telah terbentuk sebelumnya. Nah kalau menembus awan
maksudnya apa nih? Hehe jadi kita ibaratkan awan merupakan batasan imajiner
yang diciptakan dari benak manusia. Suatu batasan yang realistis atau
sebaliknya tergantung dari siapa yang memberi batasan.
Dari kedua hal tersebut,
BO membawa harapan besar bahwa setiap kita mampu melampaui batasan yang
membelenggu kita untuk bisa berprestasi. Dengan niat dan effort yang lebih,
setiap kita pasti bisa untuk mewujudkan mimpi-mimpi kita. Jangan pernah takut
untuk berprestasi, karena setiap kita berhak dan bahkan wajib berprestasi!
SESI I
Saya disini hadir bukan
sebagai sosok yang memiliki segudang prestasi. Jika dibandingkan dengan
teman-teman yang lain, kaka-kaka yang lain, prestasi saya masih kalah jauh
dibandingkan beliau-beliau yang begitu hebat. Saya hadir disini sebagai
seseorang yang memiliki niatan baik untuk membangun nuansa kebersamaan untuk
bersama membangun prestasi. Mudah
untuk berprestasi. Banyak yang berprestasi. Namun, saya rasa, sedikit yang mau
membantu rekannya untuk berprestasi.
Sedikit introduction,
kegiatan kita malam hari ini dan insya allah di dua malam berikutnya hadir dari
inisiasi teman-teman Breakout #MenembusAwan. Merupakan suatu komunitas prestasi
yang berupaya menghadirkan iklim prestatif bagi anggota dan juga publik luas. Breakout
hadir juga karena buah inspirasi dari komunitas serupa bernama Propelan yang
insya allah foundernya malam ini akan hadir ditengah-tengah kita. Itu
sedikit introduction dari Breakout #MenembusAwan. Mungkin bahasan ke depan juga
akan kembali menyinggung BO (kita singkat aja lah ya hehe).
Oke, saya akan coba
memulai dengan sedikit deskripsi bahwa setiap mahasiswa memiliki potensi yang
begitu luar biasa. Apa lagi jika kita berbicara UNJ. Walaupun jika
dibanding dengan si almet kuning (ga usah disebut lah ya namanya) atau beberapa
kampus lainnya kita bisa dibilang masih kalah, tapi kita semua tahu bahwa UNJ
adalah Perguruan Tinggi Negeri dan untuk memasuki (jadi mahasiswa. kalo masuk
ajamah gampang ya) PTN itu susahnya luar biasa ya ( Bahkan kita harus nyikut
ratusan bahkan ratusan orang hanya demi mendapat status sebagai mahasiswa
perguruan tinggi negeri. Alhamdulillah... Bersyukurlah kita), jadi bisa kita
asumsikan bahwa yang jadi mahasiswa UNJ itu anak-anak berkualitas. Noted that!
Namun, perlu kita cermati
juga. Walaupun kualitas mahasiswa UNJ itu hebat-hebat, tapi bisa dikatakan
bahwa yang mau ikut lomba itu sedikit. Husnudzonnya sih, anak" UNJ
tawadhu" banget hehe.. Sedikit
meluruskan, sedikit yang mau ikut lomba bukan berarti ga ada yang mau ikut sama
sekali. Ada juga mahasiwa yang sebenarnya itu jago-jago dan bahkan ikut
conference sana sini. Tapi kalau fenomena yang ini, sedikit yang tahu. Untuk
lebih jelasnya, kita bahas ini dibagian yang lain.
Nah kembali kepada
permasalahan sebelumnya, sedikitnya mahasiswa yang berminat ikut lomba ini
disebabkan oleh beberapa faktor. Ya kurang latihan, ga pede, dirasa belum
mampu, dsb. Namun ada salah satu lagi faktor yang lucu: ga ada temen atau ga
diajak temen . Nah.. ini menjadi concern kita di BO. Kita berupaya untuk
menciptakan iklim prestatif yang bukan hanya mengedepankan masalah seberapa
mampu kita bersaing dalam perlombaan, tetapi seberapa mau kita mau mengikuti
lomba tersebut. Singkatnya, saya selalu menanamkan kepada diri saya, Tidak
ada manusia yang tidak bisa mengupayakan sesuatu di dunia ini, yang ada
hanyalah mereka yang mau dan mereka yang tidak. (tetapi tetap ada kuasa allah
ya hehe)
Teman-teman, jika
teman-teman ingin membangun prestasi yang gemilang, pastikanlah bahwa
lingkungan teman-teman begitu mendukung untuk terwujudnya hal tersebut. Sedikit
cerita, waktu lomba pertama nasional saya (pada saat itu maba), saya ikut lomba
bukan karena kemauan saya. Tetapi karena kenal sama senior yang sering ikut
lomba. Qadarullah saya waktu itu diajakin dia untuk ikut lomba. Iya, sesimpel
itu, langsung diajak. Padahal mah kalau mikir pada saat itu, yang namnya
debat saya ga tau-tau amat. Boro-boro jago, ngomong aja masih blepetan. Iklim
seperti inilah yang saya maksud. Jika teman-teman ingin mengorientasikan diri
teman-teman untuk mengikuti ajang perlombaan, jangan benturkan pikiran
teman-teman kepada permasalahan: seperti apa kita harus latihan, gimana caranya
jago, gimana caranya mahamin ini mahamin itu. Ga usah sampe situ dulu! Intinya,
teman-teman ikut aja dulu! Karena pengalamanlah yang akan mendrive teman-teman
untuk lebih memacu diri dan mengikuti ajang perlombaan. Nah,
pada poin ini, sekali lagi, begitu penting untuk membangun nuansa prestatif.
Hal itu kita dapatkan dengan berjejaring dengan teman-teman yang juga memang memiliki
keinginan kuat untuk mengikuti perlombaan. Kalau udh mau dan serius ikut
lomba, pasti langkah-langkah berikutnya akan mengikuti dengan sendirinya. Ga
paham tentang materinya, cari dosen, tanya! Ga tau nyusun strategi, cari
senior, tanya! Ga punya duit untuk ikut lomba, ~pinjem ke bank~ ajuin ke birokat! Selanjutnya,
langkah lanjutan yang bisa teman-teman lakukan adalah mencari tim yang tepat.
Dapat saya katakan bahwa dalam berbagai macam perlombaan, bisa dibilang 80%
saya selalu bersama tim yang sama, rekan yang sama. Mengapa demikian? karena
temen saya itu itu aja. enggak lah hehe.
Tim yang dominan selalu
bersama saya adalah orang yang memiliki visi dan ketertarikan yang sama dalam
konteks perlombaan. Oleh karenanya, kita selalu mendrive satu sama lain untuk
terjun dalam ajang perlombaan. Sekali lagi, lingkungan yang prestatif! Walaupun
dalam jangka panjang, hal ini tidak baik untuk dipertahankan. Karena kebaikan
harus disebarkan dan tidak boleh menggenang hanya pada satu genangan saja.
Juga, pewarisan kebaikan perlu untuk dilakukan. Tapi saya tidak akan
mendiskusikan ini pada kesempatan malam ini. Mungkin dilain kesempatan. Kalau
sekarang kan, pengenalan dulu biar temen-temen semua semangat ikut lomba.
hehe
Selanjutanya, timbul
pertanyaan, kak kalo gitu gabung organisasi di kampus aja yang punya orientasi
yang sama terkait perlombaan. Jawaban saya: ikuti itu! Alhamdulillah, di UNJ,
kita memiliki KPM dan LKM yang konsistem dalam mewadahi mahasiswa untuk bisa mengikuti
perlombaan (ilmiah khususnya). Namun, sepengalaman saya jadi mahasiswa,
kebanyakan mahasiswa milenial (mahasiswa zaman now) udh anti sama sistem
organisasi yang terlalu kaku. Banyak aturan. Kudu ngikut ini kudu ngikut itu.
Emang dasar ya mahasiswa. Mau enaknya aja gamau susahnya. Bukan
bermaksud menyaingin atau menandingi dua organisasi yang telah saya sebutkan,
BO hadir sebagai pelengkap dan wadah kolaborasi yang bisa memberikan dorongan
kepada mahasiswa UNJ untuk mengikuti perlombaan. Saya
akan tetap menyarankan teman-teman yang memiliki minat kuat untuk ikut lomba
agar bergabung dengan KPM dan UNJ. Asal konsisten! Kami
di BO mencoba menghilangkan batasan dan juga keterikatan yang terlalu
mencengkram yang kadang membuat mahasiswa tuh jadi hidup segan mati tak mau.
Bahasa marketingnya, kami memberikan penawaran lain kepada pasar dengan
segmentasi yang berbeda. Hehe, maap ya agak ekonomi. Bahasa kasarnya, yang
mau ikut, monggo, yang engga ya juga gapapa. Tapi sekali lagi, untuk menggapai
mimpi butuhlah perjuangan yang tidak terukur. Bukan baru lari satu meter
langsung ngos-ngosan. Nafas panjang perjuangan harus senantiasa kita hembuskan.Target
utama kami bukanlah menjadikan teman-teman jago dan hebat dalam mengikuti
perlombaan. Tetapi target utama kami adalah menumbuhkan semangat untuk selalu
mengikuti ajang perlombaan.
Kita lanjut kepada
permasalahan yang pernah saya singgung diawal diskusi. Ada mahasiswa yang
sebenarnya jago, udh lomba sampe jauh, tapi kok ga ada yang tau ya? Nah
ini... kebanyakan mahasiswa yang seperti ini (alhamdulillah) terlalu zuhud
sampe-sampe ga mau ngasih tau kalo mereka abis menang lomba. Lantas, salahkan
mereka-mereka ini? Saya kasih sedikit analogi
yah... seorang tik tokers seperti bowo saja memiliki followers yang begitu
banyak. Padahal kerjaannya cuma maen tik tok doang. Dapat poinnya? hehe
Ketika kita memilih untuk
menyimpan nuansa positif itu untuk diri kita saja, itu artinya kita memilih
untuk tidak berbagi kebaikan dengan teman-teman kita. Dalam era digital dan
milenial seperti sekarang ini, kita harus senantiasa menyebarkan kebaikan
dengan berbagai fasilitas yang kita miliki. Gadget jangan dipake buat maen
mbile lejen doang, pake dong untuk ngasih narasi positif. Di
poin ini, kita di BO juga memaksimalkan peranan sebagai propaganda kebaikan.
Senantiasa memberikan informasi kepada publik luas tentang anggota yang juara
dalam ajang perlombaan. Bukan
bermaksud untuk takabur atau sombong. Tapi, sekali lagi, menyebarkan kebaikan
itu perlu, bahkan, sekarang ini, dominan wajib. Bisa kita bayangkan, jika satu
kalo memposting kebaikan kita dapat memberikan inspirasi kepada sepuluh orang
saja untuk berbuat kebaikan pula, berapa banyak pahala yang kelak akan memberatkan
timbangan amal kita. btw, saya bukan followersnya bowo yah. Ini
merupakan tahapan lanjutan seperti apa yang sudah saya katakan diawal.
Membangun narasi kebersamaan untuk menciptakan kebermanfaatan.
Saya haqqul yakin bahwa
saya seorang, atau kamu seorang dapat memenangkan suatu ajang perlombaan.
Namun, seluruh kebanggaan itu akan runtuh jika kita nantinya akan dihadapkan
kepada realita bahwa teman sekeliling kita hanya bisa kecipratan senengnya kita
pas menang aja. Adanya kita disekeliling teman kita, nyatanya tidak memberikan
manfaat yang nyata. Simpelnya, mau kita menang
seratus ribu lomba pun akan percuma kalau temen-temen kita itu ga bisa
ngerasain senengnya megang piala. Ga bisa ngerasain gimana serunya hampir
ketinggalan kereta. Ga bisa nikmatin gimana rasanya ngehemat ongkos buat
pulang. Ahaha, kok jadi curhat ya. Teman-teman, ketika kita meniatkan
untuk menolong orang lain, percayalah, saat itu kita menolong diri sendiri.
Sedikit cerita lagi.
Katakanlah saya ini anak gerakan. Kerjaannya sering demo. Orang yang sering
demo tuh sering dipandang bahwa mereka adalah orang yang ga punya prestasi.
Kerjaannya bolos kelas. Kerjaannya tidur di kelas. Ini menjadi salah satu
alasan saya kenapa saya mau berprestasi. Saya ga rela, kalo orang yang udah
capek-capek mikirin orang lain (kita aksi pake alasan) malah dipandang sebelah
mata. Saya ingin buktikan, kalau aktivis juga mampu berprestasi! Hehe...
Akhirnya kita dihadapkan
kepada hal yang amat fundamental, pastikanlah niat teman-teman untuk mengikuti
perlombaan adalah untuk kebaikan. Ga salah ikut lomba buat nyari duit, toh
keperluan ga ada yang tau. Tetapi ketika kita meniatkan untuk hal yang lebih
mulai, teman-teman akan lebih memiliki kepuasan emosional dan dorongan yang
lebih mendasar untuk mewujudkan apa yang teman-teman impikan. Izinkan
saya mengambil garis tengah. BO hadir untuk memfasilitasi, mewadahi,
memudahkan, atau apalah bahasanya, teman-teman untuk mau ikut lomba. Poin yang
kita sasar adalah menciptakan nuansa yang akan selalu mengingatkan kepada
teman-teman bahwa menjadi mahasiswa yang biasa-biasa aja bukanlah pilihan!
Ada seorang senior yang
pernah berkata kepada saya. Lebih baik menjadi ikan yang besar dikolam yang
kecil daripada menjadi ikan yang kecil dikolam yang besar. Teman-teman alangkah
ruginya jika teman-teman memanfaatkan waktu kuliah teman-teman tanpa memiliki
pencapaian yang berarti. Bukan bermaksud untuk menuhankan prestasi atau
sebagainya, tetapi kita berbicara kepada aspek dimana kita harus menjadi
seorang mahasiswa seutuhnya. Diluar
sana banyak orang yang mengimpikan mengenakan jas almamater teman-teman. Jadi,
jangan sia-siakan.
https://www.instagram.com/p/ BlQRAwXlbTI/?taken-by= menembus.awan Alhamdulillah,
4 bulan berdiri kita telah mampu mencetak 14 prestasi. Bukan angka yang besar
memang, tetapi amat kecil diri kita apabila meremehkan usaha yang telah
dilakukan seseorang. Target kita selanjutnya, doakan, untuk mencapai 100
prestasi di akhir tahun ini. Dan itu juga merupakan peran teman-teman untuk
mewujudkannya! Ohiya, untuk mengisi epilog, saya lupa memberitahu bahwa
sebenarnya fokus kita terhadap 3 ajang perlombaan: Debat, karya tulis, dan
international activity. Mohon doanya juga buat teman-teman agar semangat ini
dapat terus kita genggam dan kita perjuangkan. Tentunya bareng temen-temen
disini. hehe.
Teman-teman, lagi-lagi
kembali saya ingatkan betapa pentingnya membangun nuansa prestatif. Bukan
terhadap penekanan pemahaman dan kemampuan, atau terhadap kesanggupan dan
kehebatan. Tetapi terhadap kemauan dan keikhlasan dalam mewujudkan mimpi dan
asa.
Semoga kita semua dapat
membersamai dan saling meningatkan satu sama lainnya. Apabila ada teman kita
yang ingin berprestasi, bantu dia! tidak usah sungkan. Kalau kata seorang
businessman, suksesnya kita ditentukan dari 5 orang teman terdekat kita hehe.
Dulu sebelum naruto
menjadi Hokage ke-7 di Konoha, prestasi mahasiswa ipb dan actually secara
nasional hanya dinikmati oleh sebagian kecil mahasiswa, bahkan kamu bisa liat
hanya orang2 itu saja yg berprestasi ... kondisi ini bisa kita bilang like “Colonialism on Education”. Hanya
orang2 tertentu yg menjadi "cemerlang"
in most peoples mind. The question is... apakah memang betul orang2 cemerlang itu
bersifat limited? Dan question yg menarik adalah apakah memang betul
"orang-orang cemerlang" itu memang benar2 cemerlang? Inilah
yg Kage analisis selama beberapa semester di tingkat ipb maupun nasional
And how about the
result of that research?
Ternyata "orang-orang
cemerlang" ini kebanyakan sbg agen konspirasi global... layaknya teori
bumi bulat, yg dianggap konspirasi global oleh kaum flat earth. What
it means? kalian bisa cek sendiri, ada sebagian orang2 berprestasi yg terus2an
berprestasi tapi teman2 di dekatnya tidak dapat impact dari adanya dia... Orang2
seperti ini sering kage temui.. dan merekalah yg kita sebut the actor of that
conspiration. Mereka seolah2 menghalangi orang lain supaya mereka tidak punya
saingan. Kage
meyakini all of peoples have same chances untuk bisa jadi orang2 cemerlang. Bermodal
keyakinan, ketika kamu berinteraksi dg orang2 yg malas berpikir dan pesimistis
maka keyakinan kamu akan ditertawakan dan diabaikan. Jadi
yakin aja gak cukup... cause it, gue coba buktiin ke orang2. Mereka gak boleh
nertawain hasil olah pikir gue... dalam benak kage dulu. Banyak
banget kage nemuin orang kayak gitu... mereka punya potensi tapi potensi itu
dikalahkan oleh pikiran mereka sendiri. So, i
cant depend on them... gue harus buktiin sendiri kalo semua orang bisa berprestasi
Finally, kage baru ikut
lomba di semester 5 loh... itu pun nyoba2... kage dulunya cuma suka lomba
sejenis ON MIPA PT dan sejenisnya... karena dari sma kerjaannya begituan. But,
gak pernah menang. Akhirnya kage coba ikut2an lomba debat nasional di undip...
nyoba2, seriusan deh... kagak ada basic public speaker bagus, orangnya pemalu
banget *dulu ya. Tapi kage maksain, cuma gara2 lombanya murah... only 35k...
tingkat nasional bro di undip. Well
akhirnya terpilih jadi 16 besar dan harus datang ke undip... kalian tau, gua
awalnya cuma iseng2... tapi bersyukur banget gue ketemu anak itb yg satu
tingkat dibawah kage.... mereka beuh banget, walauoun adik tingkat... ngomongnya
lancar dan have critical thinking yg bagus. Darisana,
kage bertekad untuk terus ikut lomba debat sampe menang.... eh akhirnya
keterusan menang deh sampe bosen. Nah hal
ini juga yg kage terapin di propelan, kage percaya semua orang bisa berprestasi...
kage rekrut mereka yg bener2 mau ikut lomba... dan kage suruh mereka turun
langsung... hasilnya kalian bisa liat sendiri di IG propelan. The point is:
1.
Kalian
harus yakin kalian @ the one of the greates men... kalo kalian sendiri gak
yakin, apa kata dunia?
2.
Terus
nyoba dan belajar dari percobaan itu, inget kisahnya penemu listrik
3.
Kalo udah
menang2, traktir kage ya
#SESI TANYA JAWAB
·
Jika
lingkungan kita kurang mendukung, tp kita pingin bangeettt progres gimana ?
Memang sih kemauan dan tindakan itu muncul dari diri kita masing2, tapi
lingkungan itu juga mempengaruhi. Dan aku termasuk orang yang agak mudah
terpengaruh dengan lingkungan :( gimana
caranya meluruskan niat kembali, mencari partner yg sepemikiran dan saling support
?
Itulah pentingnya ada
Breakout haha. Yap betul banget. Lingkungan amat mempengaruhi. Bahkan salah
satu haditspun mengatakan bahwa jika engkau bergaul dengan pandai besi, engkau
akan memiliki bau layaknya si pandai besi. Jika kau bergaul dengan tukang
parfum, engkau akan memiliki wangi sewangi tukang parfum tersebut. Pilihannya
cuma dua: kamu buat lingkungan kamu sendiri atau kamu cari lingkungan yang
lain. Lagi lagi, inilah keutamaan berjejaring. Bisa dibandingkan jika kamu
memiliki 10 teman dengan jurusan yang sama kamu akan sama-sama mengetahui ilmu
yang sama. Tapi, ketika kamu memiliki 10 teman dengan jurusan yang
berbeda-beda, kamu akan mempelajari perbedaan dan belajar beragam macam
ilmu. Tapi ada catatan penting. Jangan sampai, ketika kamu sudah terlalu
semangat dan nyaman dengan lingkungan baru kamu, serta merta kamu meninggalkan
lingkungan awal kamu begitu saja. Bagai kacang lupa kulitnya.
Jika kamu sampai berbuat
demikian, percayalah, rasanya bener-bener ga enak. Saya pernah mengalaminya.
Ketika lagi ambis-ambisnya buat ngejar dia
sesuatu, saya tanpa sadar udah ninggalin temen-temen saya dibelakang. Bahasa
anak solehnya, untuk apa kita dakwah di tempat yang udh baik-baik saja?
Bukankah tujuan dakwah untuk merubah keburukan menjadi kebaikan? berat ya,
huhu... Namun inilah salah satu alasan kenapa saya mau terjun dalam
dunia ini. Memberikan dan mendorong semangat temen-temen yang mau ikut lomba.
Karena ini baikan dari menyebarkan kebaikan. Tapi konteksnya belum sampe
sejauh itu ya hehe. Cukup cari teman lain yang kiranya juga semangat dan bisa
meluangkan waktunya untuk berjuang ikut lomba. Atau ikut Breakout :)
·
Buat ikut
ke BO, harus banget gabung setim kah? Karna kondisinya disini saya masih blom
menemukan partner. Terkait yg menjadi fokus BO yg karya tulis, itu karya tulis
apa aja ya ka yg dimaksud ?
Gabung setim yang dimaksud
disini maksudnya harus gabung setim sama anak" BO juga? kalau itu yang
dimaksud, engga harus kok! Kembali
kepada statement awal. Bahwa kita disini ada untuk meruntuhkan segala macam
struktur yang mencengkram dan menghambat diri kita untuk berprestasi. Bahkan,
kalau kamu gabungnya sama anak-anak diluar BO, boleh banget. Kita ga membatasi
mau kamu gabung setimnya sama temen kelas kamu kek, sama anak jurusan lain kek,
sama mantan kek, yang penting kamu ikut lomba! Tapi
kalau maksud kamu kesusahan dalam cari tim, nanti kamu bakal ketemu kok sama
temen-temen yang lain yang mau ikut lomba di BO. Bebas mau milih siapa aja.
Asal klop. Asal lombanya ikut! Kalau kalian berjodoh, saya juga ikut senang
haha.
Nah karya tulis yang
dimaksud disini itu yang biasa dijadikan ajang-ajang perlombaan. LKTI biasanya
namanya. Tapi bentuknya essay juga bisa. Karya tulis macam-macam bentuknya
sebenernya. Intinya sih, gagasan yang dituangkan kedalam bentuk tulisan dan
dilombakan. Contohnya ininih https://www.instagram.com/p/ Bkr1wKKFRXZ/?taken-by= menembus.awan
·
Kalo
terkait yg karya tulis, di BO lebih fokus ke yg ilmiah ya bang? Soalnya saya
mikir lomba bersyair asik juga :) Maaf kalo
nambah heheh
Sejauh ini iya hehe... wah bisa
tuh sam gabung dan ajak temen"nya ikut lomba yang syair syair
·
Buat dan
kak akbar pernah punya kegagalan terbesar yang pernah kaka alamin ? Dan jika
pernah, apa yang memacu kaka buat akhirnya berani up lagi ke public?
wahaha... pasti pernah dong! kamu anak FE
kan? pilih siapa waktu pemilihan ketua BEM FE kemarin hayo? Hahaha. Izin
curhat ya. Yap waktu pemilihan ketua BEM FE kemarin, saya nyalon. Dan hasilnya?
runner up dong hehe. tapi tetep aja kalah haha. Boleh saya katakan itu
merupakan kegagalan kelima yang saya alami dalam kontestasi pemilihan. Dan
apakah itu merupakan kegagalan terbesar saya? mmm.. layaknya quotes yang sering
seliweran di medsos, "katakanlah kepada masalah, wahai masalah, engkau
tidak sebegitu besar, karena aku memiliki allah yang maha besar" Besar
atau tidaknya kegagalan itu sebenarnya terbentuk dari buah pikiran manusia. Ada
yang menganggap itu besar, ada juga sebaliknya. Tapi, dalam konteks pertanyaan
ini, biar mudah, anggap aja itu kegagalan terbesar yang pernah saya alami ya :) Lantas,
apa yang memacu saya untuk kembali bangkit? Tiada lain adalah berkat kasih
sayang Allah SWT. Ga bersyukur namanya kalau kita abis gagal terus diem
gitu-gitu aja dan bahkan terpuruk sebegitu lamanya. Itu idealnya dalam konteks
religi hehe... Dalam konteks sebenarnya, saya mencoba menanamkan dalam
diri saya bahwa "saya sudah gagal dalam hal itu, masa dalam hal lain gagal
juga". Yap, keegoisan manusia dalam mengedepankan aktualisasi akhirnya
muncul. Kalau bahasa gaulnya, carilah pelarian. Eits, tapi berlari bukan
untuk kembali ya. Ya gitudeh, kita harus memiliki kesadaran seberapa
bernilainya kita. Seberapa sayangnya bahwa kemampuan yang kita miliki didiamkan
begitu saja tanpa memercikkan manfaat sedikit pun. Percayalah kedalam diri kamu
bahwa kamu lebih dari layak untuk bangkit. Karena, bagi saya, kesuksesan bukan
terletak pada seberapa besar penghargaan yang kita dapat, melainkan seberapa
mampu kita bangkit dari keterpurukan. Sedih
boleh. Wajar. Itu Manusia. Tetapi berlarut-larut dalam kesedihan, kufur nikmat
namanya.
ohiya, satu lagi. Ada
seorang senior yang kalimatnya nancep banget ke saya sampe sekarang. Beliau
mengatakan, "terkadang niat baik itu dikuasai oleh hawa nafsu". Kita
mau jadi ini, kita mau jadi itu, kita mau jadi ono. Kita tau kalu ini itu dan
ono adalah hal yang baik. Tapi, ga ada yang tau hati kita diselimuti hawa nafsu
atau tidak. Saya selalu mempertimbangkan apakah apa yang selama ini saya
lakukan benar baik dan dikuasai hawa nafsu atau tidak? Karena indikator
kebaikan kan cuma dua, niatnya dan caranya. Jadi ketika saya sudah yakin kalau
itu hal yang baik dan memang itu bukan berasal dari hawa nafsu saya, insya
allah, allah pasti bakal selalu ngasih semangat buat wujudin itu.
·
Gimana
caranya membangun skill baru ? Dan yakin bahwa bisa menggapai apa yg sebelumnya
tidak pernah terfikirkan ? Belajar autodidak kah ? Atau lebih baik pake
mentor/tutor ? Andaikata ada seseorang yg belajar autodidak agak sulit dan
mencari mentor/tutor nya belum nemu2, gimana kak ? :')
Orang gak bisa selamanya
otodidak dan gak bisa seterusnya ngandelin mentor... buat kolaborasi keduanya.
Adakalanya kamu harus otodidak dan butuh mentor :) dua2nya penting.
·
Dulu
kak kage introvert atau gmna sih orgnya ? Hehe. Klo iya, gmn caranya supaya nggak
jd pemalu lg ?
Kalau mau bagus public speaking dll
jangan tanya gimana caranya, jalanin aja. Banyakin ngomong di depan
orang-orang. Hilangkan rasa malumu, karena ingat itu bukan hal memalukan J
tapi please jangan ngomong sendiri kayak orang gila ya :D
·
Buat kak
apip pernah punya kegagalan terbesar yang pernah kaka alamin ? Dan jika pernah,
apa yang memacu kaka buat akhirnya berani up lagi ke public?
Kegagalan terbesar...
ditinggal nikah calon. Udah itu aja... bagi kage, kalah dalam lomba itu gak masalah...
toh lomba banyak ini dan dibayarin kampus... tapi kalo ditinggal pujaan hati,
emang bisa seenaknya gitu nyari yg baru. Walau perempuan didunia ini banya #eh
maap
·
Tips n
trik agar bisa keluar dari zona yang susah dengan percaya diri untuk mengikuti
lomba-lomba, atau berbicara didepan orang banyak. bagaimana cara meyakinkan dan
memberanikan diri untuk mencoba segala hal yang baru.. dan saya susah
banget buat berbicara di depan orang banyak dan mudah nervous demam panggung
banget dan itu susah dihilangkan kak
Coba aja rifdah, jangan banyak mikir... do it! Lagian
ngapain gak percaya diri.... kk pernah bilang dihadapan ratusan anak2
Propelan... kalau kalian tau kelakuan mereka (sambil kk nunjuk2 binaan kk yg
jadi mapres fakultas di IPB; ada 3 orang)... pasti kalian bakal jijik. Jadi
biasa aja, kamu sama mapres2 disana sama aja... gak ada bedanya. Sama2 menjijikan . Sama2
bisa berprestasi maksudnya
·
tips dan
trick gimana buat bangkit dri kegagalan Hehe
Apalagi berhubungan sama dana dan waktu yg mepet buat bayar
Orang2 sukses itu dipenuhi kegagalan... klo kamu mau sukses,
beri senyuman saat kamu gagal :) jangan dibuat stres, useless
Komentar
Posting Komentar