Pembicara
I: Fajar Subhi (Korwil PPB Raya Jabodetabek-Banten)
Pembicara
II : Tri Musthofa Hadi (Alumni PPB #11 & Ketua Komisi Pengawasan DPM UI)
Pembicara
III : Laurentius Raditya Wisnuadi, S.T (Founder Gerakan Riset dan Inovasi
Terpadu STT-PLN)
PENGENALAN
PPB RAYA
Assalamualaikum.wr.wb
perkenalan teman teman aku Sivfa Madiana dari Undip dan alumni PPB#11 disini
aku sebagai SC PPB#12 yang nantinya bakalan ngebimbing kalian selama acara di
Yogyakarta - Kulonprogo. oh iya aku diminta sama moderator dan korwil untuk
jelasin seputar tentang PPB. Kalo kalian ikut PPB kalian gk akan nyesel kok
karena PPB itu menawarkan sebuah paket lengkap baik dari pengabdian
masyarakatnya dan sosialnya, pendidikan kaderisasi, dan relasinya nasional
hampir semua universitas Indonesia berkumpul di PPB dan banyak alumni yg sudah
sukses juga contohnya kaya agung Baskoro yg sekarang ada di plotrecking
dll.
Kontribusi Alumni
Pelatihan Pemimpin Bangsa sejauh ini dapat dilihat beberapa dalam bentuk
program dan bentuk lainnya yakni dalam bentuk mewakafkan diri dalam
pergerakannya masing-masing. Pada sesi PPB setiap tahunnya selalu dihadirkan
bagaimana membangun pergerakan berbasis akar rumput atau grassroot – produk
dari akumulasi pengetahuan yang dimiliki peserta ditambah diskusi-diskusi yang
dihadirkan PPB memantik peserta untuk mengaktualisasikan ilmunya. Produk
konkret yang sampai hari ini masih berjalan dan berbentuk program adalah
Banyunganti Movement. Banyunganti Movement yang merupakan program “action plan”
Korwil PPB DIY angkatan #10 ini merupakan pergerakan yang fokus terhadap
pemberdayaan masyarakat desa Banyunganti (tempat PPB dilaksanakan) baik dari
segi produksi barang maupun jasa. InsyaAllah pada PPB tahun ini, peserta akan
diajak kembali untuk hadir di desa Banyunganti ini untuk melihat salah satu
hasil aktualisasi nilai yang alumni PPB berikan.
Jangan lupa aku mau
mengingatkan kembali berkas nya di selesaikan kalo masih bingung buat essaynya
dll. Bisa di tanyakan sama kaka" alumni PPB#11 InsaAllah siap bantu kalian
syemangat trus buat kalian dan berjuang sampai ketemu di Yogyakarta dan
Kulonprogo. #9 juga ada action plan lohhh
Yah intinya di PPB selain
key note yg keren, saran sya jalinlah hubungan kekeluargaan yg solid yg saya
rsakan ada kekeluargaan solid di ppb bahkan untuk wilayah Jakarta dan
sekitarnya kita punya grup alumni dri angkata #7 dan tiap tahun selalu ada
acara meet up dan bukber. Gak nyesellah klian ikut PPB, bisa keliling Indonesia
tanpa kawatir tmpt tinggal
SESI
I
Selamat malam, semoga
dalam keadaan bahagia. Disini gue hanya sekadar berbagi, karena mungkin
teman-teman lebih paham dan tau. Selebihnya kita dapat berdiskusi. Menyampaikan
perihal pemuda, sedikit tentang sejarah gerakan hingga permasalahan bangsa
kini--terkhusus masalah pendidikan.
Pemuda merupakan seonggok
elemen yang ada di suatu bangsa. Ia memiliki andil yang besar dalam menggerakan
lingkungan sosialnya—baik mikro hingga makro. Selain itu pun diharapkan oleh
masyarakat dalam melakukan sebuah perubahan untuk menuju keadaan yang lebih
baik. Tidak sedikit pemuda yang kala itu Indonesia masih dalam kerangkeng
kolonialisme, berinisiasi untuk melakukan sebuah gerakan untuk mendobrak
kerangkeng tersebut.
Sebut saja Samanhoedi yang
berinisiasi mendirikan Sarekat (Dagang) Islam. Kala itu
di Surakarta (1912) ia mendirikan SI dalam rangka memperkuat
solidaritas muslim dan ditetapkan sebagai perkumpulan kaum muslim demi
kemajuan. Awalnya organisasi ini hanyalah sebuah organisasi ronda yang bernama
Rekso Roemekso—yang dibungkus dalam bahasa modern. SI pernah memiliki
rencana gerakan untuk mendirikan masjid, namun gagal. Tetapi, mereka berhasil
membuat surat kabar Sarotomo dan Tirtoadhisoerjo sebagai redaktur utama.
Berbagai macam dinamika
dihadapi, pernah diperintahkan oleh Residen Surakarta untuk menghentikan
kegiatan SI, namun SI berkembang dan meluas ke seluruh Jawa dan Madura.
Kemudian meluaskan gerakan propaganda melalui surat kabar Sarotomo,
Oetoesan Hindia, Sinar Djawa, Kaoum Moeda dan Pantjaran Warta. Nama Oemar
Said Tjokroaminoto,Tjipto Mangoenkoesoemo pun muncul. Para pemimpin cabang SI
adalah kaum muda.
Semaoen muncul sebagai
pemuda bumiputra pertama yang menjadi propagandis serikat buruh. Pada awal
1915, bertemu dengan Sneevliet di Surabaya, yang bebas dari mentalitas
kolonial. Semaoen adalah pemimpin pergerakan yang baru yang memulai kariernya
sebagai propagandis serikat buruh yang belajar marxisme sekaligus cara
mengorganisir serikat dan memimpin pemogokan dari pembimbingnya,
Sneevliet. Kala itu merupakan awal dari gerakan melawan kolonialisme yang
sangat dinamis. Diantara mereka memiliki pendapat dan cara gerak yang
berbeda namun tidak menjadi hal penghambat untuk mencapai tujuan bersama
yakni melawan kolonialisme. Hingga bermunculan tokoh seperti Tan Malaka
yang memunculkan konsep merdeka secara seratus persen. Juga sosok Soekarno
yang menjadi proklamator bangsa Indonesia—terus bangkit melawan
kolonialisme. Beliau menjadi sosok bagi rakyat dalam semangat melawan dan
mendobrak kerangkeng tersebut. Hingga
akhirnya terus terjadi dinamika dan gejolak di dalam bangsa Indonesia itu
sendiri.
Pemuda—begitu pula
mahasiswa—ialah merupakan elemen penting di dalam masyarakat
itu sendiri. Berkaca pada seratus tahun lalu yang memiliki semangat
melawan. Bagaimana dengan saat ini—yang katanya—sudah merdeka? Tiada lagi
penjajahan secara fisik. Sudah merdeka 73
tahun silam. Namun bagaimana kondisi bangsa ini? Permasalahan sosial
yang semakin kompleks dan rumit. Terkhusus masalah pendidikan di negeri ini. Negeri
yang besar ialah tumbuh dan maju karena memerhatikan pendidikannya. Indonesia
yang kaya dengan sumber daya—alam maupun manusia—mesti lebih meningkatkan kualitas
pendidikannya. Dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Masih
banyak wilayah di Indonesia yang belum tersentuh pendidikan yang
layak—baik dari segi substansi maupun aksesi pendidikan. Komitmen dalam
SDGs (Sustainable Development Goals) bidang pendidikan tampaknya hanyalah
bualan belaka, targetnya ialah tersedianya pendidikan dasar dan menengah
secara universal yang inklusif, setara dan berkualitas. Hingga tahun 2016
pun survey dari BPS (Badan Pusat Statistik) sekitar 73% kasus putus
sekolah terjadi akibat faktor ekonomi.
Pendidikan sebagai hak
asasi setiap individu anak bangsa seperti yang tertuang dalam UUD 1945
Pasal 31 ayat (1) yang menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan
pendidikan. Namun di lapangan berbeda realitanya. Perlu adanya pembenahan pendidikan—baik
itu regulasi hingga pelaksanaan. Ketiadaan arah yang tidak jelas dalam pendidikan
nasional menunjukkan hilangnya elan vital di dalam pendidikan nasional
yang menggerakkan sistem pendidikan untuk mewujudkan cita-cita bersama
Indonesia raya.
Permasalahan pendidikan
tinggi pun semakin pelik. Diskriminasi terlihat jelas adanya. Seakan hanya
orang kaya yang dapat mengenyam pendidikan tinggi. Adanya dalih sumbangan yang
padahal itu sama saja dengan uang pangkal. SPU, SPI, SPMA atau apapun itu
namanya perlu disikapi dengan kritis oleh mahasiswa. Hampir di seluruh PTN
sudah menerapkan ini. Akankah masih ada batasan gerakan antar elemen
mahasiswa? Masihkah diam menanggapi permasalahan pendidikan—khususnya? Mari
tengok kembali perjuangan pemuda kala itu yang melawan penjajah. Kali ini
kita dijajah (baca: terbungkam dengan aturan) dengan regulasi oleh para
birokrat—bahkan autokrat. Jangan diam. Ikhtiarlah untuk berjuang bersama.
Semestinya ini sudah menjadi gerakan nasional.
Bangsa ini perlu
pemuda—mahasiswa—yang memiliki semangat perlawanan. Perlu untuk bersikap
politis. Tetapi tidak perlu terlalu ikut terbuai dengan euforia semu elit.
Masih banyak permasalahan akar rumput juga pendidikan yang perlu dibenahi oleh kita.
Jadilah pemuda untuk bangsa.
Referensi
Bisri, I. (2004). Sistem Hukum Indonesia. Jakarta: Rajawali
Press
Tilaar H.A.R. (2006) Standar Pendidikan Nasional Suatu Tinjauan
Kritis. Jakarta: Rineka Cipta
Malaka, Tan. (2016). Aksi Massa. Edited by Yogaswara. Jakarta:
Narasi.
Shiraishi, T. (1997). Zaman Bergerak : Radikalisme Rakyat di
Jawa 1912-1926. (H. Farid,
Penerj.) Jakarta: Pustaka Utama Grafiti
SESI II
Perkenalkan saya Tri
Musthofa. Sebenernya bukan siapa2. Hanya mahasiswa yang kebetulan jadi alumni
PPB di jabodetabek dan mau coba berbagi sedikit ke temen-temen. Apa yang
saya sampaikan cuma sedikit untuk jadi bahan refleksi aja dan bisa banget buat
didiskusikan
Sebagai generasi muda,
apalagi kita yang menyandang titel sebagai mahasiswa. Merupakan tonggak
perubahan bagi sebuah bangsa. Mungkin teman2 tentunya tahu bahwa sejarah
mencatat sekurangnya 2 kali mahasiswa yang juga merupakan pemuda Indonesia
merubah tatanan sosial politik di Indonesia lewat serangkaian aksi massa. Di
era sekarang, tentunya pemuda dan mahasiswa masih memiliki peran sentral dalam
perubahan bangsa. Mas fajar tadi sudah menjelaskan sedikit banyak menjelaskan
mengenai dinamika pergerakan pemuda khususnya dalam konteks kondisi
bangsa.Tanpa meniadakan gerakan mahasiswa yang dibangun atas dasar sosial
politik, ternyata kita juga perlu nih untuk mengasah kepekaan kita soal hal
konkret yang terjadi pada masyarakat.
Gie, dalam bukunya Catatan
Seorang Demonstran pernah berucap "Bagiku, yang paling berharga dan hakiki
dalam kehidupan adalah dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan." Dalam
konteks ini, kita bisa mencoba mengaitkannya pada realita bahwa ada beberapa
(jika kita tidak bisa berkata banyak) mahasiswa yang berbicara kondisi
masyarakat tanpa benar-benar tahu apa yang dialami, dirasakan, dan dijalani
oleh masyarakat itu sendiri. Mari kita
cek ke dalam lingkaran kita masing-masing, seberapa banyak yang tahu tentang
penggusuran di Tamansari Bandung? Atau yang teranyar tentang ambisi
Infrastruktur Pemerintah di Proyek NYIA, seberapa dari kita yang merasakan
penderitaan yang dialami warga Temon, Kulon Progo. Atau tidak perlu jauh-jauh.
Di Jakarta sendiri masih banyak masyarakat yang hidupnya tidak dimanusiakan.
Padahal dengan data konkret dan faktual, seharusnya gerakan mahasiswa bisa lebih
berdampak
Menurut klaim pemerintah,
kemiskinan kita tahun ini terendah sejak 1998. Tapi ada satu hal yang menarik, vice.com membuat laporan mengenai klaim
pemerintah ini https://www.vice.com/id_id/ article/ev8z7w/saya-mencoba- hidup-dengan-rp20-ribu-per- hari-di-jakarta-menurut-bps- sih-tak-masuk-kategori-miskin
Apa yang dilakukan vice.com merupakan salah satu cara yang
bisa kita aplikasikan untuk melatih kepekaan sosial kita. Hal yang kadang kita
luput bahwa mahasiswa juga merupakan bagian dari masyarakat itu sendiri. Maka
kita sudah sepatutnya merasakan menjadi masyarakat. Nah Untuk kontribusinya
terhadap masalah2 yang terjadi di masyarakat dan kemajuan bangsa akan
dijelaskan oleh bang Laurent yang akan membahas mengenai pentingnya inovasi
untuk kemajuan bangsa.
Tapi satu hal, yang saya
tekankan adalah membangun kepekaan kita sebagai pemuda sekaligus mahasiswa
adalah hal penting. Jangan sampai kita membangun menara Gading yang tak dapat
dijangkau oleh masyarakat sendiri. Nah, di PPB nanti, kalian juga akan
mendapatkan kesempatan untuk bisa mengasah kepekaan sosial kalian dengan cara
hidup bersama masyarakat yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan dan gemerlap
kehidupan duniawi. Dan sesi ini adalah sesi yang akan kalian kenang nantinya
setelah kalian selesai menjalani PPB
SESI III (Laurentius)
Ya yang lain sudah membahas
ttg pemuda secara detail, yang saya bahas mungkin hanya seputar bahasan kulit
aja ttg inovasi
Pasti yang disini semua
sudah tidak asing dengan istilah inovasi, Apa itu inovasi secara harafiah
dapat diartikan sebagai proses dan/atau hasil pengembangan
pemanfaatan/mobilisasi pengetahuan, keterampilan (termasuk keterampilan
teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk (barang
dan/atau jasa), proses, dan/atau sistem yang baru, yang memberikan nilai yang
berarti atau secara signifikan (terutama ekonomi dan sosial).
Namun sering sekali
inovasi itu dikaitkan dengan perkembangan teknologi, penemuan baru dsbg, namun
inovasi sebenarnya itu mencangkup dengan seluruh keseharian dan kegiatan kita,
contohnya sangat simpel seperti kita mengadakan suatu acara rutin yg biasa
dilakukan, dan kalian menambahkan suatu hal baru di kegiatan tersebut saja
sudah bisa dikatakan sebuah inovasi.
Inovasi pemuda, kenapa
dikatakan demikian? Karena pemuda itu sangat diharapkan selalu mempunyai
ide" baru dan mampu menerapkannya bukan hanya gagasan. Dan
rata-rata inovasi dilakukan oleh anak anak muda bahkan kenapa juga
perusahaan butuh fresh graduate, karena diharapkan dari mereka
memiliki ilmu dan ide ide baru untuk bisa dikembangkan dan bermanfaat bagi
perusahaan,ya di bagian Research and development aja rata rata anak muda.
Terus
bagaimana dengan negara kita?
Yah bisa kita lihatlah
negara kita masih dalam tahap belajar. Mungkin ada yang mau bilang, bang
banyak kok sudah lomba lomba lkti dan inovasi tingkat nasional dan pkm juga
ada.Ya anda benar tapiii sepengalaman saya selama ikut lomba ya yang daftar ya
kelompok itu itu saja, karyanya rata rata juga sama, dan lagi ujung ujungnya
karyanya hanya jadi cmn gagasan di kertas jrg di aplikasikan dan berdampak buat
negara.
Mungkin ada yang bertanya
bang, tapi kita gak ada support dana dan gak didukung sama pemerintah bagaimana
kita mau aplikasikan? Hello cuy kamu mahasiswa
kamu agent of change masa hanya masalah itu kalian menyerah dengan karya
kalian, kemana semangat kalian? Banyak
kok contoh peneliti di Indonesia yg tdk didukung pemerintah tapi tetap jalan,
contoh paling terkenal lah ricky elson dan tri mumpuni, banyak riset mereka tdk
dibiayain pemerintah tapi mereka ttp fight dan berjuang.
Trus
bagaimana bang dgn mobil SMK dll?
Yah memang peneliti di
Indonesia ini msh sangat kurang diperhatikan, contohnya hadiah pkm aja skrg
berkurangkan wkwkwkwk. Yah kita sebagai pemuda klo tdk bisa menggapai mimpi kita pasti
ada penyesalan, banyak jalan ke roma jangan pernah nyerah untuk mengaplikasikan
karya kalian, kalo kalian sekarang saja sudah menyerah dengan karya kalian
gimana di masa mendatang? Apa kalian juga akan menyerah dengan bangsa dan
negara ini? Dalam inovasi dan berkarya intinya adalah bagaimana keberanian
dan kegigihan kalian untuk mewujudkan mimpi itu
Akhir kata saya hanya
titip pesan ke kalian yg mau maju sebagai next pemimpin bangsa, jangan lupa
untuk memperhatikan para peneliti kita hingga kita tidak perlu lagi membeli
teknologi dari negara lain, dan kita mampu menjual teknologi kita ke negara
lain.
Berkarya Tiada Henti Untuk Almamater dan Bangsa
Komentar
Posting Komentar