Saat ini berwisata menjadi suatu kebutuhan penting bagi
masyarakat. Tidak hanya bagi masyarakat menengah keatas, tetapi masyarakat
menengah kebawah juga menikmati berwisata. Dengan melakukan wisata, seseorang
dapat menghilangkan rasa penat walaupun hanya sejenak. Mulai dari berwisata
dengan biaya yang tinggi hingga pilihan untuk berwisata gratis tanpa
mengeluarkan biaya sepeserpun. Walaupun dalam beberapa hal tentu ada perbedaan
terhadap fasilitas yang ditawarkan. Namun demikian, hal itu tidak menjadi
sebuah hambatan bagi masyarakat untuk tidak berwisata. Faktanya, sektor wisata
menjadi sumber pendapatan Indonesia di masa depan.
Wisata lebih dikenal dengan istilah “pariwisata”. Pariwisata
merupakan keseluruhan rangkaian kegiatan yang
berhubungan dengan gerakan manusia yang melakukan perjalanan atau persinggahan
sementara dari tempat tinggalnya, ke suatu atau beberapa tempat tujuan diluar tempat tinggal yang didorong oleh beberapa keperluan
tanpa bermaksud mencari nafkah.
Perkembangan pariwisata saat ini merambah dalam berbagai
terminologi seperti, sustainable tourism
development, rural tourism, ecotourism, merupakan pendekatan pengembangan
kepariwisataan yang berupaya untuk menjamin agar wisata dapat dilaksanakan di
daerah tujuan wisata bukan perkotaan. Salah satu pendekatan pengembangan wisata
alternatif adalah desa wisata untuk pembangunan pedesaan yang berkelanjutan
dalam bidang pariwisata.
Pengembangan desa wisata dapat menjadi langkah untuk
memajukan perekonomian desa di Indonesia. Desa
wisata adalah sebuah kawasan pedesaan yang memiliki beberapa karakteristik
khusus untuk menjadi daerah tujuan wisata. Dalam
desa wisata, penduduknya masih memiliki tradisi dan
budaya yang relatif masih asli. Selain itu, beberapa faktor pendukung seperti
makanan khas daerah,
sistem pertanian dan sistem sosial turut mewarnai sebuah kawasan desa wisata.
Di luar faktor-faktor tersebut, alam dan lingkungan yang masih asli dan terjaga
merupakan salah satu faktor terpenting dari sebuah kawasan tujuan wisata.
Kabupaten Tangerang memiliki luas tanah sebesar 959,6 km². Salah satu desa yang berada di Kabupaten Tangerang
ialah Desa Pasarkemis. Pasarkemis merupakan salah satu desa yang
sudah mulai memiliki awareness terhadap
pariwisata. Di desa ini ada sebuah tanah milik negara tidak produktif. Sejak penulis lahir di tahun 1998, tanah
tersebut hanya menjadi tempat pembuangan sampah. Namun, tahukah kamu
bahwasannya tanah tidak produktif bisa berubah 360o melalui pariwisata?
Danau Situ Cilongok, Desa Pasarkemis, Kabupaten Tangerang
merupakan salah satu contoh kecil bagaimana tanah tidak produktif bisa berubah
menjadi desa wisata. Desa ini mampu mengelola dana desa untuk kesejahteraan
masyarakat sekitar. Harga tiket masuk ke danau ini sangat terjangkau, mulai
dari Rp 5000 – Rp 10.000. Danau ini
menjadi tempat yang ramai dikunjungi khususnya di akhir pekan. Bahkan orang-orang
datang hanya sekedar menikmati jajanan disamping danau dan mengobrol asyik. Pada
dasarnya danau ini menawarkan beberapa fasilitas seperti pada umumnya, seperti
area makan di pinggir danau, bebek goes, dan hunting foto. Kerennya, danau ini membuat anak millenials tidak
perlu jauh-jauh pergi ke taman untuk mencari spot foto yang bagus. Danau ini
menyediakan hunting foto yang sesuai dengan anak zaman now. Yuk bisa dilihat
fotonya!
Sumber foto : Pribadi
Kini kita perlu sadar, bahwasannya lahan tidur tidak
selamanya buruk. Bahkan lahan tidur bisa menjadi produktif menjadi desa pariwisata.
Jika setiap desa yang memiliki lahan tidur dimanfaatkan dengan baik, maka akan
menjadikan sumber pendapatan bagi desa. Desapun sudah memanggil kita, menggantungkan
harapannya kepada pengelolaan dana desa yang lebih baik untuk kesejahteraan
masyarakat. Maka dari itu #YukBebenahDesa!
Komentar
Posting Komentar