Pemateri
I : Rizal Wahid
Manusia akan dittinggikan derajatnya kalau memuliakan al-qur’an. Begitupun sebaliknya, orang yang menghina al-qur’an akan dihinakan derajatnya. Perlu dicatat bahwasannya untuk menghafal al-qur’an tidak perlu mondok kok. Jadi siapapun bisa banget menghafal al-qur’an. Kuncinya wattakullah wayuallimukumullah (bertakwalah kepada Allah. Allah yang akan mengajarkanmu). Dekatkan diri kepada Allah maka Allah akan memudahkanmu untuk menghafal, In syaa Allah.
Kenapa kita harus hafal quran? Karena saat di surga nanti, surga bilang
“dahulukan yang masuk surga orang yang lebih baik hafalannya.” Pilih mana kak?
Ngafal al-qur’an / kuliah / kerja dulu? Semuanya! Kenapa harus memilih salah
satu disaat semuanya bisa dilakukan secara bersamaan? J
menghafal al-qur’an bisa kok di sela-sela kesibukan kita. Misalnya pas lagi
macet, kan bisa tuh kita dengerin murrotal atau pas jalan mau ngampus sambil
murojaah.
Dengan al-qur’an, ini menjadi salah satu cara kita dalam meraih kemuliaan
di sisi Allah. Ketika Allah menginkan seseorang itu baik, maka hambanya akan
dikelilingi oleh orang-orang baik (auto ngecek apakah temen-temen kita orang
yang selalu nmengajak pada kebaikan?).
Semua kejadian yang berkaitan dengan al-qur’an itu ma syaa Allah. Buktinya?
bulan yang paling mulia itu Bulan Ramadhan, karena ada nuzulul qur’an. Nabi
yang paling itu Nabi Muhammad saw, karena beliau diberi mukjizat al-qur’an.
Malam yang paling mulia malam lailatul qadr.
Bagaimana dengan menjadikan al-qur’an hanya sebagai pajangan dan tidak
pernah dihafal? Baca Q.S Taha : 124 – 126. Barangsiapa yang menjauh dari
peringatanku, maka akan disempitkan hidupnya. Kalau di dunia sempit, di akhhir
akan dikumpulkan dengan orang-orang dalam keadaan buta.
Prioritaskan untuk berinteraksi dengan al-qur’an, bukan hanya membaca.
Kalau membaca maknanya sempit. Jika kita berinteraksi dengan al-qur’an, artinya
kita membaca, menhafal, mentadabburi dan mengajarkan dan isi al-qur’an.
Hebatnya al-qur’an, semua interaksiya mendatangkan al-qur’an.
Keutamaan membaca al-quran : 1) satu huruf mendapatkan satu kebaikan. Allah
bukan menilai ayat “alif lam mim” sebagai satu kebaikan, melainkan “alif”,
“lam”, “mim”, jadi 3 kebaikan; 2) menjadi syafaat 3) akan dikumpulkan dengan
para penghafal al-qur’an.
Dalam menghafal al-qur’an jangan ada
kata “menyerah”. Gimana mau dimudahkan kalau baru nyoba aja udah menyerah dan
gak mau coba lagi? Ketahuilah, bahwa pahala akan semakin tinggi dengan tingkat
kesulitan yang tinggi pula. Toh kalaupun kita gak hafal-hafal, kita akan
semakin berlama-lama dengan al-qur’an – kebaikan. Menghafal al-qur’an itu bukan
bakat, tapi kemauan. Kemudahan itu pasti Allah datangkan. Terkadang Allah
menguji hambanya dengan kesulitan dalam menghafal, supaya Allah tahu hambanya
serius atau nggak. Karena hafal al-qur’an itu butuh waktu seumur hidup. Sebutan
orang hafidz (orang yang hafal al-qur’an) itu ketika ia kembali ke kematian
masih memegang al-qur’an di hatinya. Menghafal al-qur’an itu mudah, yang susah
itu menjaganya. Murojaah menjadi tugas seumur hidup. Cara paling mudah dalam
menghafal al-qur’an itu dengan “mendengarkan al-qur’an”.
Manusia terbaik itu orang yang belajar
tafsir dan mengajarkannya. Tafsir dan tadabbur itu beda yaa. Perbedaannya kalau
tafsir butuh belajar sampai kesimpulan hanya orang-orang yang ahli. Sedangkan
tadabbur semua orang bisa, karena cukup memahami dan memaknai.
Orang-orang non muslim cara dakwahnya
hebat, bukan dengan mengajarkan apa yang agama mereka ajarkan. Melainkan
menjauhi orang-orang Islam dengan kitab sucinya al-qur’an. Seperti dalam Q.S
Fussilat : 26 “Jika suara-suara al-qur’an sudah hilang dari pendengaran, maka
tinggal tunggu saja kelelahannya.” Kalau kita tidak jadi melakukan kebaikan
karena takut dibilang riya, itu malah riya! Kalau kita melakukan kebaikan
karena ingin dipuji orang namanya syirik. Kebanyakan orang saat diawal proses
menghafal al-qur’an tidak ikhlas, tapi lama kelamaan dengan hafalan akan tahu
sendiri.
Bagaimana awal mula saya menghafal
al-quran? Saya dulu mondok, pas lulus punya hafalan sekitar 5 juz (kalau tidak
salah). Tetapi karena di pondok itu hafalan menjadi kewajiban, begitulah
hasilnya. Suatu ketika pas udah selesai mondok, saya ikut i’tikaf. Pengisi
ceramahnya bacain ayat al-qur’an tiba-tiba saya nangis. Gak tau kenapa.
Akhirnya pas pulang saya bilang ke ustaznya, dan diajak buat hafalan quran satu
tahun. Akhirnya saya minta izin orang tua untuk ikut program satu tahun
menghafal al-qur’an. Ketahuilah temen-temen, kalau yang baca itu orang sholeh,
maka bacaan yang dari hati akan sampai ke hati juga. Mungkin saat saya tbtb
nangis itu, ustaznya sholeh banget dan nyampein dari hati.
Cara murojaah paling baik itu di
waktu sholat & punya partner.
1. Biasanya
kalau sholat sunnah dipake aja hafalannya. Kalau lagi sholat wajib kan biasanya
yang laki-laki jamaah jadi ngikutin imam. Mau gak mau ya surat yang dihafal
dipake waktu sholat Qiyamul Lail (QL) atau sholat rawatib. Biasanya para
penghafal al-qur’an itu gak pernah kelewatan untuk tahajjud. Karena di saat
sepertiga malam waktu paling mustajab untuk berdoa, waktu pagi mudah untuk
nambah hafalan juga, dan mendekat kepada Allah. Usahakan dalam proses menghafal
2. Dengan
punya partner untuk sama-sama proses menghafal al-qur’an jadi ada semangat.
Selain itu, akan ada yang ngoreksi bacaan kita seperti tajwidnya. Sebenernya
gak ada kewajiban buat setoran hafalan ke partner, tapi kalau kita gak setoran
akan rentan banget dengan kesalahan. Ayat al-qur’an itu beda panjang pendeknya
sedikit aja bisa mengubah arti, bahaya kalau gak ada yang ngecek.
Jangan pernah meremehkan bacaan al-qur’an. Kalau bisa minimal satu bulan
satu kali khatam. Cara menjaga hafalan al-qur’an jemput bola ke lingkungan yang
agamis. Kalau gak ada lingkungan yang agamis, kalian bisa ciptakan sendiri.
Misalnya ngajak temen-temen terdekat buat sama-sama yuk kita hafalan al-qur’an.
Apalagi sekarang di media sosial udah banyak banget komunitas-komunitas penghafal
al-qur’an, asal kita mau nyari pasti ada kok.
Saya sekarang lagi mau daftar tahsin di utsmani. Bukan karena saat mondok
saya gak diajarin tajwid, tapi karena saat kita ketemu orang baru, pasti ada
ilmu baru. Ilmu yang kita punya masih kecil soalnya. Belajar itu bukan sesuai
selera.
Kalau kita gak pernah murojaah, artinya kita sengaja melupakan ayat
al-qur’an. Nah melupakan ayat al-qur’an menjadi salah satu siksa kubur. Wallahu
alam.
Komentar
Posting Komentar