Pembicara : Narendra Rangga Reswara (Mahasiswa
Kedokteran & Mawapres Utama UNS)
Di seluruh dunia, sampai materi ini
dibuat.. Sudah ada 246 ribu orang yang terinfeksi. 10 ribu orang meninggal
karenanya. Kalau kita berkaca kepada wabah yang pernah terjadi juga beberapa
tahun belakangan, alias SARS dan MERS. Jumlah penderita Corona ituu jauuh lebih
banyak. MERS cuma menginfeksi sekitar 3000 orang, sementara SARS sekitar 9000
orang. Berapa kali lipat tuh? Ntahlah UN matematika saya pas sma dulu gak 100
sih wkwk. Intinya banyak
Corona sendiri itu apa sih?
Corona itu sebenarnya nama keluarga! Entah ya
bahagia atau nggak, tapi yang saya tahu.. Keluarga Corona ini punya beberapa
anggota keluarga! Salah duanya adalah Virus MERS dan SARS beberapa tahun lalu dan
anggota keluarga terbaru mereka adalah
yang lagi hitz belakangan ini, alias COVID-19! Jadi sebenarnya, virus yg sering
kita sebut Corona itu sebenarnya bernama COVID-19, Corona itu nama keluarganyaa
:D
Asalnya darimana? Kok bisa tiba
tiba ada?
Nah, salah satu hal yang virus itu jago
banget adalah bermutasi alias berubah. Jadi ketika virus itu menginfeksi
makhluk hidup, dia akan berevolusi menjadi lebih kuatt. Dan, beberapa ahli
menganggap, setelah virus Corona terdahulu menginfeksi kelelawar, terciptalah virus
baru bernama COVID-19 ini! Jadiii murni hasil mutasi~ Yang mana ini menekankan
juga.. Bahwa virus yang ditularkan dari manusia ke manusia lain menjadi lebih
berbahaya.. WHY? Karena dia sudah menjadi lebih kuat dan bermutasi saat menginfeksi
manusia sebelumnya :O Hope that make sense! Hahahah.
Kalau terinfeksi tandanya apa?
Infeksi Covid-19 punya gejala yang
sebenarnya sulit dibedakan dengan berbagai penyakit lain. Tapi ada 3 gejala
yang sangat mencerminkan; Yak, Demam-Batuk-Sesak Napas, itu adalah gejala yang
paling sering ditemukan pada pasien yang positif Corona. Tapiii, saya dapat byk
bgt pertanyaan
-
Mas, kalau diare
gimana?
-
Mas mata saya
sakit, aku Corona ga?
-
Mas aku pegel,
gimana?
-
Mas, ribut yuk?
Wkwkwk
Intinya, banyak yang jadi panik dan
takut atau istilahnya parno karena situasinya lagi kayak ginii. Dan sebenarnya
memang ada beberapa gejala yg ditemukan pada pasien positif Covid-19 selain 3
gejala diatas.
Yep, tapi bukan berarti mereka adalah
gejala paten infeksi Covid-19. Itu hanya gejala yang ditemukan pada pasien yang
memang kebetulan dicek saat positif Covid-19. Jadi yg harus dipantau memang
tetap 3 gejala awal; Demam, batuk, sesak napas!
Gejala Unik
Teruss... Sebenarnya ada yg unik dari
virus ini.. Ada beberapa orang, yang bahkan setelah terinfeksi dan positifpun,
tidak menunjukkan gejala apa-apa. Ini justru berbahaya. Kasus di banyak Negara
adalah para pemuda merasa sehat, walau ternyata mereka positif covid-19...
Lantas mereka berlibur, main di bar, dan bersenang2 diluar rumah. Tanpa sadar,
mereka menularkan virus itu kepada orang
lain.. Dan sayangnya, orang lain tidak sekebal mereka.. Bahkan ada beberapa
yang kehilangan nyawa. So sad.. Sering nangis baca kisah2 temen2ku di Italia,
atau bahkan US. Jadi, sebagai bentuk penjagaan.. Sementara jangan tertipu dengan
tidak adanya gejala yaa :"D
Kapan kita harus periksa atau test infeksi Covid-19?
Kapan harus ke Dokter? Yah, tidak perlu
terlalu lebay. Tapi bukan berarti abai. Kalau memang pernah kontak dengan
penderita atau mereka yang bergejala. Atau merasakan 3 gejala tadi, atau
mengalami perburukan kesehatan yang parah. Segera saja cek di rumah sakit
terdekat! Mending sekarang, daripada keburu makin buruk :"D Terutama buat
orang tua. Karena Covid-19 itu jauh lebih ganas buat mereka yang sudah tua. Usia
40 keatas lah, kita mungkin yg mayoritas pemuda, bisa banget ikut memantau
mereka. Paling tidak keluarga kita sendiri.
Lalu bisa menular lewat apa?
Sampai sekarang, WHO sudah menemukan
bentuk penularam virus Covid-19 melalui 2 metode.
1.
Melalui droplet.
Apa itu droplet? Droplet adalah partikel yang tersembur saat seseorang batuk
atau bersin.
2.
Airborne. Apa
itu? Adalah udara yang kita hembuskan dan tarik setiap bernapas.
Iya! Covid-19 telah dikonfirmasi bisa bertahan di
UDARA BEBAS selama 3 jam! Maka dari itu, suatu hal yang membuat cirus ini
sangat keja,m adalah; Penularannya yang luar biasa cepat. Lha kamu ngobrol sama
temen di sebelahmu aja, tiba tiba saling menularkan. Apalagi kalau dia tiba
tiba bersinin kamu, atau kamu batukin dia. Intinya memang semudah itu. Jadi
gerakan #DiRumahAja atau #WorkFromHome itu sama sekali nggak lebay! Memang
virusnya sejahat itu dalam menularkan.
Kalau di barang bisa nular gak?
Uang harus dicuci? Emang bisa virusnya
bertahan di barang? Jawabannya, bisa geng :((( Jadi bukan tidak mungkin, setelah
menyentuh barang yg ada virusnya, kita menyentuh mulut, lalu terinfeksi. Jadi
tep perhatikan apa yang kita sentuh!
Langkah sederhana untuk menghindari Covid-19!
Sebenerya ga perlu langkah yang
macem-macem sih, dan aku yakin teman-teman juga sudah pada melihat byk
pencerdasan di media sosial.
Yep! Memang sesederhana itu! Corona itu
sebenarnya sederhana, hanya mungkin banyak dari kita terlalu panik, ataupun
terlalu meremehkannyaa :/
Apa yang dilakukan pemerintah?
Nah terus pemerintah ngapain sih? :((
Kok mereka diem aja? :(( Mungkin banyak yang bertanya seperti itu.. Termasuk
aku beberapa kali. Tapi sebenarnya, emang ada langkah apa aja yang bisa
dilakukan untuk menghilangkan pandemi ini? YESH! LOCKDOWN! Ini sebenernya
ekstrem banget! Aku gangerti kenapa pada pengin solusi ini, wkwk. Padahal
akibatnya luar biasa negatif. Perekonomian hancur, dollar bisa sampe 30 ribu
mungkin nanti, tapi ya, bisa menghilangkan wabah! Kayak China.. Sekarang
perhari mereka cuma dapat 30an kasus baru! Bahkan banyakan Indonesia, hari ini
dapat 60 kita! Di China skrg ada 80 ribu kasus, cuma 39 yang baru! Yang
meninggal 3000, yang baru meninggal hanya 3. Indonesia? Yang baru 60. Yang baru
meninggal? 6. Banyakan kita!
Yang kedua, adalah solusi yang dilakukan
Korea Selatan. Semua orang dicek! Dan benar saja, sekarang mereka cuma
mendapatkan sekitar 80an kasus perhari. Sangat sedikit dibanding banyak negara
lainnya.
Solusi Nasional Indonesia
NAHH! Kalau Indonesiaa? Baru kemarin,
Presiden kita mengumumkan akan memilih Test Massal. Yang menurut saya sangat
optimis! Karena ya, bayangin aja.. Geografis Indonesia yang sangat luas, jumlah
warganya yang sangat banyak, sampai budaya yang bilang vaksin itu haram ada kok
WKWKWK Jadi yaa, mungkin bakal butuh usaha ekstra kalau memang mau test massal
seluruh warga. Makanya.. Butuh banget peran serta warganya untuk bantu
Indonesia mengentaskan permasalahan ini :"D
Apa saja yang bisa kita
lakukan?
Nah.. Semoga teman-teman jadi sadar..
Kalau pandemi ini merupakan masalah bersama. Sudah ndak bisa lagi mengandalkan
beberapa pihak saja. Kita semua punya peran dalam upaya menghilangkannya. Ini
saya merangkum beberapa hal, yang kiranya kita sebagai warga bisa lakukan untuk
Indonesia. Yesh, ini yang pemerintah udah punya tagarnya.
Dirumah aja! Jangan mengulangi kesalahan
yang sama dengan Italia!
Yang kedua adalah social distancing,
sebenarnya merupakan hal yang berkaitan dengan di rumah Saja. Tapi, kalau
memang terpaksa keluar karena sesuatu yang penting, bisa banget diterapkan
penjagaan sosialnyaa. Supaya ndak mudah tertular!
Yah, sudah banyak. Tapi ndak
ada salahnya terus memberikan pencerahan kepada mereka yang mungkin belum
mengerti atau belum paham.
Nah, ini yang ndak kalah penting. Banyak warga yang
tidak punya sosial media. Dan pasti merupakan tugas dari kita untuk memberikan
edukasi kepada mereka. Ingat! Covid-19 lebih ganas menyerang orang tua! Tapi
ingat, etika Social Distancing ketika sdang melakukan pencerdasan juga harus
kreatif! Jangan terlalu ramai, dan lindungi diri dengan alat pelindung diri!
Dan.. Yang paling penting. Harus selalu positif, gengs! Usahakan bisa selalu
positif! Sangat bermanfaat nggak cuma buat kita, tapi buat mereka yang tertular
kepositifan kitaaa!
SESI
TANYA JAWAB
1.
Kan penelitian
terbaru ada kemungkinan penularan
airborne tuh, karna virusnya bisa bertahan di udara selama 3 jam. Kondisi
udara yg seperti apa (suhu, kelembaban, dll) yg bisa menyebabkan virus bertahan
di udara?
---
Yap bener, penelitian terbaru menyebutkan bahwa
virus corona punya kemampuan bertahan di udara selama kurang lebih 3 jam.
Uniknya, selama di udara daya tularnya menurun. Kenapa virus ini tidak
seberbahaya seperti tubercolosis dan penyakit lain? Kalau tubercolosis, nafas
aja kita bisa ketularan tuh, karena tbc ketika bertahan di aerosol (udara) bisa
bertahan lama dan tingkat keganasannya gak berkurang sebanyak covid-19 dan
virus corona lainnya (mars dan sars). Kalau suhu, temperatur, kelembapan belum
disebutkan dalam jurnal. Tapi kalau berkaca dari penelitian yang sudah
dilakukan, mereka melakukan penelitian di suhu ruang, suhu yang gak ekstrim.
Jadi dapat disimpulkan mereka bisa bertahan di suhu, kelembapan yang normal
(suhu ruangan/di luar ruangan). Kalau di suhu ekstrim seperti di kutub utara
atau padang pasir akan berbeda dan mungkin akan lebih cepat buat mati virusnya.
Tapi penelitian resminya belum ada, karena ya memang ini virus jenis baru. Baru
banyak mulai penelitian. Intinya buat kita warga negara Indonesia tetep
berjaga-jaga aja, walaupun tingkat virulensinya berkurang selama di udara tapi
tetep punya potensi untuk menularkan ke orang-orang di sekitarnya. Waspada aja,
terutama jika ada orang yang bergejala di sekitar kita, ya walaupun ada yang
gak bergejala juga. Penjelasan lengkapnya di sini, disampaikan oleh dokter
spesialis paru konsulen infeksi tropis https://youtu.be/xkE5VvqTBNM
2.
Bagaimana si ka
cara kita mengedukasi kepada masyarakat terkait jamu padahalkan untuk daya
tahan tubuh dan berita terbaru dari dokter sepesialis paru tentang baiknya kita
berjemur disinar matahari?
---
Menarik ya, karena sekarang informasi beredar sangat
cepat. Kita bisa berpura-pura sebagai dokter spesialis, kemenkes, mantan
kemenkes, dsb. Kalau dapet informasi baru yang aneh dan baru denger, langsung
konfirmasikan ke orang yang mungkin lebih paham entah itu mahasiswa kedokteran,
ahli kesehatan, karena takutnya kalau informasi sudah menyebar sulit untuk
dihentikan. Jadi kalau dari WHO gak pernah ada informasi untuk berjemur di
sinar matahari baik pagi atau siang. Sampai sekarang WHO hanya menyarankan cuci
tangan, social distancing, kalau batuk tutupin mulut. Gak pernah ada saran
selain itu. Jadi kalau dari WHO belum ada info selain itu, tandanya info selain
itu belum terbukti kebenarannya. Mungkin banyak orang yang berpendapat kalau
berjemur di sinar matahari karena ada beberapa jurnal yang bilang kalau berjemur
pagi akan meningkatkan kecepatan/kesehatan darah putih. Dimana yang biasa kita
inget, virus corona itu virus yang menyerang imun (sel darah putih). Tapi kalau
spesifik matahari dapat membunuh corona belum ada atau mungkin ada penelitian
baru yang belum saya baca. Namanya juga kedokteran selalu berkembang. Jahe,
temulawak itu fungsinya untuk meningkatkan, menguatkan imun. Imun bermanfaat
untuk melawan virus. Kalau untuk mengedukasi masyarakat, kita harus tahu latar
belakang mereka apa, mereka mau gak kalau budayanya tiba-tiba diubah. Kita
kasih tau faktanya pelan-pelan. Istilahnya, jangan sampe baru masuk sekolah
kamu kasih PR banyak. Kebenaran itu kadang sulit diterima, makanya dekatilah
dengan kebaikan. Berikan kenyamanan dulu, baru dikasih kebenaran. Kayak
contohnya masyarakat gak mau di rumah aja, karena jualan. Ini kan udah budaya
mereka sehari-hari. Makanya harus pake cara yang kreatif dulu.
3.
Beberapa saya
baca di artikel newyorktimes ada
reset yg mengabarkan bahwa orang yg udah kejangkit virus covid-19 walaupun
sembuh ttp mengakibatkan kerusakan pda organ pernafasannya? Lalu ada artikel
atau jurnal ilmiah yg mengatakan suhu 20° itu bsa bkin virus berkembang biak
dgn baik dn ini kondisi work under AC padahal kita tau masih bnyak perusahaan
yg bekerja di kantor. Apakah benar kondisi trsbut? Lalu langkah penanganannya gimna?
---
Kalau membicarakan hasil akhir kesembuhan dari suatu
penyakit, kita bermain dengan data. Kita harus liat orang yang udah sembuh
kondisinya gimana. Jawabannya sangat bervariasi. Saya dengar dari dokter saya,
dia belum pernah ke china tapi dapat info dari temennya, kalau di china
mayoritas orang yang kena corona sekitar 80,000 orang itu, 70% nya sembuh
total. Tidak ada kompilasi apapun. Paru-parunya normal, prima dan sehat total.
Tapi ada beberapa orang yang sembuh, tapi disertai keluhan (residual lain) dan
yang lagi hits yang paru-parunya gak bisa sehat dulu sebelum sakit. Wajar, ketika
infeksi sudah parah, imunnya gak kuat banget kemudian merusak jaringan di
paru-paru. Ada kalanya jaringan yang sudah rusak itu gak bisa dibenerin lagi. Makanya
di beberapa kasus ada yg kena udah parah, tetep bisa sembuh tapi kehilangan
beberapa persen fungsi paru-parunya. Jadi tergantung sudah sejauh mana penyakitnya
memberikan gejala klinis dan secepat apa orang yang terkena infeksi itu diantar
ke fasilitas medis. Jadi fungsinya kita “memantau” supaya meminimalkan dampak
kerusakan pada paru-paru yang parah itu. Dan beberapa teman saya di luar negeri
yang orang tuanya terkena corona, banyak yang sembuh total yang mengikuti
instruksinya. Walaupun ada beberapa kasus juga yang paru-parunya kehilangan
beberapa persen dari fungsinya. Ada yang kelainan pada trakea, bronkus karena
infeksinya udah parah.
---
Jujur saya belum tau jawaban untuk pertanyaan yang
kedua. Tapi memang pada umumnya hampir semua virus kondusif untuk hidup pada
suhu ruangan sekitar 25o – 28o atau ruangan ber-ac juga
masih kondusif. Biasanya virus/bakteri tuh gak bisa hidup di suhu yang panas.
4.
Saya ini orang
Bogor yang merantau karena kuliah di UPI. Karena Ada Berita kalau COVID-19
semakin menyebar jadi banyak kampus yg memberi kebijakan untuk kuliah online.
Pertanyaan Saya, sebenarnya salah gak sih Kak karena Saya lebih memilih pulang
ke Bogor (daerah yang sudah terkena COVID-19) dibanding berdiam diri di kosan?
Karena di satu sisi Saya takut kalau ternyata dalam perjalanan pulang bisa saja
Saya menyebarkan COVID-19 ke orang² termasuk keluarga Saya tapi di sisi lain
kalau saya tidak pulang Saya khawatir dengan keadaan keluarga Saya di Bogor.
---
Ketika kita sedang berada di suatu tempat yang terkena
wabah, kita tidak boleh keluar dari tempat tersebut. Tapi, kalau kalian tau ada
suatu tempat yang sedang terkena wabah, kita gak boleh masuk ke tempat
tersebut. Itu adalah suatu prinsip dimana ditujukan untuk membuat manusia gak
tertular/tidak menularkan. Di bogor pun, KLB kan. Walikotanya terindikasi
positif corona. Bogor tempat wabah juga, jadi jika tidak ada urgensi yang
maksimal ya gak usah kesana. Kalau peduli sama keluarga kamu, malah kamu datang
ke keluarga kamu, bisa jadi kamu memberikan penularan ke mereka atau kamu yang
tertular dari keluarga kamu. Apakah kamu sayang sama keluarga kamu? Istilahnya kita
tuh kayak matahari. Matahari sayang sama bumi, tapi dia gak mendekati dan kalau
mendekati malah menyakiti. Keluarga dipantau dari jauh aja, ditanya dari jauh
aja pastikan orang tua teredukasi juga. Saran saya ya di kosan aja, daripada
nanti sakit bareng-bareng sekeluarga. Kecuali kayak orang tua dirawat. Lagipula,
sekarang udah ada skype, zoom dan lain-lain yang sudah sangat terhubung.
5.
Bagaimana
tanggapan kakak mengenai pembatasan peribadatan di tempat2 umum sebagai upaya
atau langkah pencegahan penyebaran covid-19 yang sedang menjadi perbincangan
sekaligus perdebatan kak?
---
Disclamer: tergantung ijtihad ulama masing-masing. Kalau
dari saya sebagai tenaga kesehatan, sebagai orang yang dianggap mengerti
seberapa cepat penyebaran corona. Kalau suatu tempat sudah ada yang kena, sudah
masuk zona merah, sudah KLB. Mending sholat di rumah aja. Banyak yang bilang “tapi
kan nikmatnya sholat berjamaah”. Kalau kita merasa ingin dekat sama Allah,
bukan berarti kita harus membahayakan orang-orang di sekitar kita. Di korea ada
orang yang punya gejala batuk, tapi tetap memaksa ke gereja. Alhasil se-gereja
jadi positif corona, karena dia dateng. Itulah worst case-nya orang-orang yg tetap memaksa sholat berjamaah ke
masjid. Saya juga gak bisa memaksa, karena pasti ada beberapa orang yang punya
pendapat lain. Tapi kalau dari segi kesehatan (bukan ulama) mending sholat di
rumah. Saya tidak mencampuri urusan agamis ya, karena saya disini diundang
sebagai tenaga kesehatan.
CLOSING
STATEMENT
Titip doa juga kepada
para garda terdepan yang menangani virus Corona secara langsung di rumah sakit.
Mohon do'a terbaiknya. Pada akhirnya, sudah tidak jaman bagi kita untuk
mengutuk kegelapan. Maka waktunya kita bersama, bahu membahu menyalakan lilin yang
cahayanya kelak akan menyehatkan negara kita; Indonesia.
Komentar
Posting Komentar